Nama:david demon sanga
Nim:080010154
Kls:k081
STEGANOGRAFI
ABSTRAKS
Penyembunyian pesan dalam sebuah gambar atau lebih sering dikenal dengan istilah steganografi
adalah pengembangan dari kriptografi. Steganografi ini bisa dikatakan lebih aman karena sifatnya yang tidak
mengacak sehingga file yang disisipi tidak mencurigakan. Metode yang digunakan dalam steganografi tidak
hanya satu. Beberapa metode telah digunakan dalam pengembangannya untuk mendapatkan gambar stego atau
stego image yang lebih aman, tidak jah beda dengan aslinya dan tidak mudah untuk di pecahkan oleh orang lain
yang tidak diberi hak.
Dari metode yang telah ada, tentunya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Metode
yang dibandingkan antara lain metode Least Significant Bit (LSB) dan End Of File (EOF). Kedua metode ini
merupakan metode yang sering digunakan untuk pengembangan. LSB adalah metode lama yang terus menjadi
dasar untuk menciptakan metode-metode baru lainnya, seperti halnya EOF yang merupakan pengembangan
dari metode LSB.
Melalui studi pustaka ini penulis menganalisis metode mana yang lebih efektif untuk penyembunyian
pesan. Selain itu, dari studi pustaka ini penulis ingin mengembangkan aplikasi steganografi. Dengan melihat
dan mempelajari dari kedua metode tersebut diharapkan pengembangan yang dilakukan akan lebih baik dan
dapat menutupi kekurangan sebelumnya.
Kata Kunci: Steganografi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cepatnya perkemabangan teknologi
informasi saat ini didukung dengan pentingnya
kebutuhan akan mendapatkan informasi. Hal ini
dapat dilihat dari berkembangnya jaringan internet
saat ini yang semakin pesat. Informasi yang
dikirimkan tidak hanya informasi untuk semua
orang. Terkadang ada juga informasi yang hanya
ditujukan untuk orang – orang tertentu atau badan –
badan tertentu saja karena sangat dirahasiakannya
informasi tersebut.
Seiring dengan perkembanagn teknologi
tersebut, ancaman terhadap keamanan informasi
yang dibutuhkan semakin besar, terutama untuk
informasi yang dirahasiakan tersebut. Berbagai
ancaman di dunia maya seperti hacker, cracker,
carder membuat orang khawatir akan keamanan
informasi yang dikirimnya. Kekhawatiran inilah
yang membuat pengiriman informasi sedikit
terhambat, sedangkan informasi tersebut sangat
penting orang-orang tertentu.
Teknik penyembunyian informasi yang
cukup terkenal adalah steganografi. Teknik
mengurangi kekurangan dari kriptografi yang dapat
dengan mudah menimbulkan kecurigaan.
Steganografi menyembunyikan informasi rahasia di
dalam informasi lain sehingga informasi tersebut
tidak dapat diketahui oleh orang lain yang tidak
bersangkutan.
Teknik ini mempunyai beberapa metode yang
digunakan untuk mengenkripsinya. Salah satunya
adalah LSB(Least Significant Bit) dan EOF(End Of
File). Kedua metode tersebut mempunyai kelemahan
dan kelebihan masing-masing dalam proses enkripsi.
Untuk menjaga keamanan file yang berupa
pesan tentunya perlu suatu cara agar enkripsi file
tidak mudah untuk dipecahkan oleh orang lain serta
hasil dari stego image tidak menimbulkan
kecurigaan. Dengan studi pustaka ini penulis ingin
mempelajari bagaimana metode yang telah ada
tersebut dalam implementasinya sehingga penulis
dapat membuat aplikasi untuk mengembangkannya.
1.2 Tujuan
Pada makalah ini dilakukan studi pustaka
yang membandingkan dua metode yang ada untuk
mengtahui kelemahan dan kekurangan dari metode
tersebut.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Merupakan studi pustaka.
b. Metode yang digunakan yaitu dua metode pada
Steganografi.
2. DASAR TEORI
2.1 Steganografi
Steganografi adalah seni dan ilmu menulis atau
menyembunyikan pesan tersembunyi dengan suatu
cara sehingga selain si pengirim dan si penerima,
tidak ada seorangpun yang mengetahui atau
menyadari bahwa ada suatu pesan rahasia.
Sebaliknya, kriptografi menyamarkan arti dari suatu
pesan, tapi tidak menyembunyikan bahwa ada suatu
pesan. Kata steganografi berasal dari bahasa Yunani
steganos, yang artinya tersembunyi atau terselubung,
dan graphein artinya menulis.
Kini, istilah steganografi termasuk
penyembunyian data digital dalam file-file
komputer. Contohnya, si pengirim mulai dengan file
gambar biasa, lalu mengatur warna setiap pixel ke100
untuk menyesuaikan suatu huruf dalam alphabet
(perubahannya begitu halus sehingga tidak ada
seorangpun yang menyadarinya jika ia tidak benarbenar
memperhatikannya).
Pada umumnya, pesan steganografi muncul
dengan rupa lain seperti gambar, artikel, daftar
belanjaan, atau pesan-pesan lainnya. Pesan yang
tertulis ini merupakan tulisan yang menyelubungi
atau menutupi. Contohnya, suatu pesan bisa
disembunyikan dengan menggunakan tinta yang
tidak terlihat diantara garis-garis yang kelihatan.
Teknik steganografi meliputi banyak sekali
metode komunikasi untuk menyembunyikan pesan
rahasia (teks atau gambar) di dalam file-file lain
yang mengandung teks, image, bahkan audio tanpa
menunjukkan ciri-ciri perubahan yang nyata atau
terlihat dalam kualitas dan struktur dari file semula.
Metode ini termasuk tinta yang tidak tampak,
microdots, pengaturan kata, tanda tangan digital,
jalur tersembunyi dan komunikasi spektrum lebar.
Tujuan dari steganografi adalah merahasiakan atau
menyembunyikan keberadaan dari sebuah pesan
tersembunyi atau sebuah informasi. Dalam
prakteknya kebanyakan diselesaikan dengan
membuat perubahan tipis terhadap data digital lain
yang isinya tidak akan menarik perhatian dari
penyerang potensial, sebagai contoh sebuah gambar
yang terlihat tidak berbahaya.
2.2 Least Significant Bit (LSB)
Least Significant Bit (LSB) merupakan salah
satu teknik dalam Steganografi. LSB menambahkan
bit data yang akan disembunyikan (pesan) di bit
terakhir yang paling cocok atau kurang berarti.
Misalkan bit pada image dengan ukuran 3 pixel
sebagai berikut :
(0011111 11101001 11001000)
(0011111 11001000 11101001)
(1100000 00100111 11101001)
Pesan yang akan disisipkan adalah karakter ‘A’ yang
memiliki biner 10000001, stego image yang akan
dihasilkan adalah :
(0011111 11101000 11001000)
(0011110 11001000 11101000)
(1100000 00100111 11101001)
LSB, yaitu penyisipan secara sekuensial dan secara
acak. Penyisipan sekuensial dilakukan berurutan
sedangkan acak dialakukan dengan acak pada image
dengan memasukan kata kunci (stego key)
2.3 End Of File (EOF)
Selain teknik diatas, salah satu teknik lain
dari Steganografi adalah End Of File (EOF). Teknik
ini tidak jauh beda dengan teknik LSB. Jika LSB
menambahakan data file pada akhir bit-nya, maka
EOF langsung menambahkan data diakhir file
image.
Untuk teknik ini dapat menambahkan data
atau file yang akan disembunyikan lebih dari ukuran
file image. Data yang disembunyikan tersebut akan
disisipkan pada akhir file sehingga file image akan
terlihat sedikit berbeda dengan aslinya. Ada penanda
khusus yang terlihat dari file image di paling bawah
seperti garis-garis.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Kebutuhan Sistem
Pada analisis kebutuhan Sistem akan dibahas
beberapa kebutuhan dan persyaratan terkait dengan
input, proses, dan output sistem. Kebutuhan
(persyaratan) ini diperoleh berdasarkan dari teori
yang sudah dijelaskan sebelumnya juga dari sumber
referensi. Berdasarkan hasil analisa tersebut
kebutuhan Sistem antara lain seberikut :
3.1.1 Kebutuhan Input
Sistem yang akan dibandingkan
membutuhkan beberapa data input, antara lain :
a. Input data pertama : image
b. Input data kedua : file yang berupa teks
3.1.2 Kebutuhan Proses
Proses yang dibutuhkan untuk mengolah data
input menjadi output berupa stego image. Proses
yang terjadi adalah proses enkripsi dari file yang
berupa teks ke dalam image tanpa mengubah
kualitas dari image.
3.1.3 Kebutuhan Output
Output yang dihasilkan dari sistem adalah
stego image.
3.2 Hasil Perbandingan
Dari metode yang telah penulis uji, metode
End Of File (EOF) dengan Least Significant Bit
(LSB) tidak begitu banyak perbedaan dalam alur
algoritmanya, namun terdapat perbedaan yaitu pada
pesan yang di sisipi dan output.
Pada metode LSB, pesan yang di sisipi
ukurannya harus lebih kecil dari citra yang akan di
sisipi, tetapi lain halnya pada metode EOF ukuran
pesan yang akan di sisipi bisa lebih besar dari
ukuran citranya. Pada metode LSB citra yang telah
di sisipi pesan (hidden text) tidak terlalu
mempengaruhi ukuran citranya, tetapi akan
mempengaruhi kualitas citranya. Sedangkan pada
metode EOF, kualitas citra setelah di sisipi pesan
tidak berubah, tetapi akan mengubah ukuran
citranya.
Misalkan kita memiliki citra asal yang
berukuran 150x200 piksel. Pesan yang disisipkan
ada 422 karakter. Ukuran citra setelah disisipkan
menjadi 153x200, dengan kata lain 422 karakter
yang ada memakan tempat sebanyak 3 baris.
Oleh karena itu, jika kita perhatikan pada
citra setelah disisipi pesan, akan nampak seperti
garis-garis tambahan dibagian paling bawah citra.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi pustaka yang dilakukan
oleh penulis dapat disimpulkan bahwa :
a.
Jika dilihat berdasarkan ukuran stego image
LSB lebih baik karena tidak mengubah
ukuran file yang disisipi, namun untuk
kualitas image, LSB banyak mengurangi
kualitas image yang semula.
b.
Untuk kualitas image, EOF lebih baik
karena kualitas image tetap terjaga, namun
ukuran file lebih besar dari sebelum disisipi
oleh pesan.
Studi pustaka ini dilakukan untuk mempelajari
metode – metode yang ada untuk membantu penulis
mengembangkan aplikasi steganografi.
Membuat steganografi sederhana
Dalam tulisan steganografi sebelumnya tertinggal contoh steganografi sederhana yang saya buat. Saya sebut sederhana karena membuatnya memang dengan cara yang sederhana dan tentu untuk mengenalinya pun sangat sederhana. Walaupun begitu, bila kita tidak diberitahu tentang adanya pesan tersembunyi, tetap perlu kejelian dan ketelitian untuk mendapatkannya. Dalam contoh ini saya menggunakan file .fpg dan microsoft powerpoint untuk mengirimkan pesan. Pesan rahasia yang disembunyikan itu saya bungkus dalam sebuah pesan lain yang disertai gambar desain baju. Silakan meneliti dimanakah pesan itu disembunyikan.Ini pesannya : stegano-contoh.ppt
Kelemahan steganografi ini adalah bila kita mengubah format pesan yang dikirimkan, maka pesan rahasianya pun menjadi hilang.
|
| Steganografi Teknik diatas, yang dikenal sebagai Steganografi merupakan seni untuk menyembunyikan pesan di dalam pesan lainnya sedemikian rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada sesuatu di dalam pesan tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal dari bahasa Yunani steganos, yang artinya 'tersembunyi/terselubung', dan graphein, 'menulis' sehingga kurang lebih artinya "menulis (tulisan) terselubung". Teknik ini meliputi banyak sekali metoda komunikasi untuk menyembunyikan pesan rahasia. Metoda ini termasuk tinta yang tidak tampak, microdots, pengaturan kata, tanda tangan digital, jalur tersembunyi dan komunikasi spektrum lebar. Walaupun steganografi dapat dikatakan mempunyai hubungan yang erat dengan kriptografi, tapi metoda ini sangat berbeda dengan kriptografi. Kriptografi mengacak pesan sehingga tidak dimengerti, sedangkan steganografi menyembunyikan pesan sehingga tidak terlihat. Pesan dalam cipherteks mungkin akan menimbulkan kecurigaan sedangkan pesan yang dibuat dengan steganografi tidak akan. Kedua teknik ini dapat digabungkan untuk mendapatkan metoda pengiriman rahasia yang sulit dilacak. Pertama pesan dienkrip, kemudian cipherteks disembunyikan dengan cara steganografi pada media yang tampak tidak mencurigakan. Cara ini sangat berguna jika digunakan pada cara steganografi komputer karena banyak format file digital yang dapat dijadikan media untuk menyembunyikan pesan. Format yang biasa digunakan diantaranya:
(00100111 11101001 11001000) (00100111 11001000 11101001) (11001000 00100111 11101001) Sedangkan representasi biner huruf A adalah 10000011. Dengan menyisipkan-nya pada data pixel diatas maka akan dihasilkan: (00100111 11101000 11001000) (00100110 11001000 11101000) (11001001 00100111 11101001) Terlihat hanya empat bit rendah yang berubah, untuk mata manusia maka tidak akan tampak perubahannya. Secara rata-rata dengan metoda ini hanya setengah dari data bit rendah yang berubah, sehingga bila dibutuhkan dapat digunakan bit rendah kedua bahkan ketiga. Steganografi (steganography) adalah ilmu dan seni menyembunyikan pesan rahasia di dalam pesan lain sehingga keberadaan pesan rahasia tersebut tidak dapat diketahui. Steganografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “steganos” yang artinya “tulisan tersembunyi (covered writing)”. Steganografi membutuhkan dua poperti yaitu media penampung dan pesan rahasia. Media penampung yang umum digunakan adalah gambar, suara, video atau teks. Pesan yang disembunyikan dapat berupa sebuah artikel, gambar, daftar barang, kode program atau pesan lain. Penggunaan steganografi antara lain bertujuan untuk menyamarkan eksistensi (keberadaan) data rahasia sehingga sulit dideteksi dan melidungi hak cipta suatu produk. Steganografi dapat dipandang sebagai kelanjutan kriptografi. Jika pada kriptografi, data yang telah disandikan (ciphertext) tetap tersedia, maka dengan steganografi ciphertext dapat disembunyikan sehingga pihak ketiga tidak mengetahui keberadaannya. Data rahasia yang disembunyikan dapat diekstraksi kembali persis sama seperti keadaan aslinya. Keuntungan steganografi dibandingkan dengan kriptografi adalah bahwa pesan yang dikirim tidak menarik perhatian sehingga media penampung yang membawa pesan tidak menimbulkan kecurigaan bagi pihak ketiga. Ini berbeda dengan kriptografi dimana ciphertext menimbulkan kecurigaan bahwa pesan tersebut merupakan pesan rahasia. Terdapat beberapa cara untuk menyembunyikan informasi pada citra digital. Pendekatan yang umum dilakukan yaitu: - LSB - Masking dan Filtering - Algoritma dan Transformasi : DCT, Fast Fourier Transformation (FFT) dan Transformasi Wavelet. Teknik Penyembunyian Data Penyembunyian data dilakukan dengan mengganti bit-bit data di dalam segmen citra dengan bit-bit data rahasia. Hingga saat ini sudah banyak dikemukakan oleh para ilmuwan metode-metode penyembunyian data. Metode yang paling sederhana adalah metode modifikasi LSB. Pada susunan bit di dalam sebuah byte (1 byte = 8 bit), ada bit yang paling berarti (most significant bit atau MSB) dan bit yang paling kurang berarti yaitu LSB. Misalnya pada byte 11010010, bit 1 yang pertama (digarisbawahi) adalah bit MSB dan bit 0 yang terakhir (digarisbawahi) adalah bit LSB. Bit yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan tersebut hanya mengubah nilai byte tersebut satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari nilai sebelumnya. Misalkan byte tersebut menyatakan warna tertentu, maka perubahan satu bit LSB tidak mengubah warna keabuan tersebut secara berarti. Selain itu, mata manusia tidak dapat membedakan perubahan yang kecil. Untuk memperkuat penyembunyian data, bit-bit data tidak digunakan untuk mengganti byte-byte yang berurutan, namun dipilih susunan byte secara acak. Misalnya jika terdapat 50 byte dan 6 bit data yang akan disembunyikan, maka byte yang diganti bit LSB-nya dipilih secara acak, misalkan byte nomor 36, 5, 21, 10, 18, 49. Bilangan acak dibangkitkan dengan PRNG. PRNG menggunakan kunci rahasia untuk membangkitkan posisi pixel yang akan digunakan untuk menyembunyikan bit-bit. PRNG dibangun dalam sejumlah cara, salah satunya dengan menggunakan algoritma kriptografi DES (Data Encryption Standard), algoritma hash MD5 dan mode kriptografi CFB (Chiper-Feedback Mode). Tujuan dari enkripsi adalah menghasilkan sekumpulan bilangan acak yang sama untuk setiap kunci enkripsi yang sama. Bilangan acak dihasilkan dengan cara memilih bit-bit dari sebuah blok data hasil enkripsi. Teknik Pengungkapan Data Data yang disembunyikan di dalam citra dapat dibaca kembali dengan cara pengungkapan (reveal atau extraction). Posisi byte yang menyimpan bit data dapat diketahui dari bilangan acak yang dibangkitkan oleh PRNG. Karena algoritma kriptografi yang digunakan menggunakan kunci pada proses enkripsi, maka kunci yang sama digunakan untuk membangkitkan bilangan acak. Bilangan acak yang dihasilkan sama dengan bilangan acak yang dipakai pada waktu penyembunyian data. Dengan demikian, bit-bit data rahasia yang bertaburan di dalam citra dapat dikumpulkan kembali. Steganografi OutGuess OutGuess (dibuat oleh Niels Provos) adalah sistem steganografi yang memperbaiki langkah pengkodean dengan menggunakan PRNG untuk memilih koefisien DCT secara random. LSB dari koefisien DCT yang terpilih diganti dengan data pesan.. Agoritma OutGuess versi 0.1 adalah sebagai berikut : Input : message, shared secret, cover image Output : stego image initialize PRNG with shared secret while data left to embed do get pseudo-random DCT coefficient from cover image if DCT ≠ 0 and DCT ≠1 then get next bit from message replace DCT LSB with message end if insert DCT into stego image end while Pada proses ini memerlukan sebuah inputan berupa citra digital berwarna dalam format (*.bmp) dan (*.jpg). Pesan rahasia yang disisipkan ke dalam citra digital dalam bentuk teks. Steganografi OutGuess terdiri dari tujuh tahap, antara lain : luminance, tahap persiapan, transformasi DCT, quantisasi, tahap penyisipan pesan, dequantisasi dan transformasi IDCT. Luminance Cover-image yang bertipe RGB (Red, Green, Blue), dimana setiap pixel terdiri atas komposisi tiga variabel yang berisi nilai masing – masing warna diubah menjadi satu koefisien luminance (nilai Y : intensitas warna keseluruhan pada gambar) yang berupa bentuk hitam/putih dari gambar, dan dua koefisien chrominance (nilai Cb dan Cr : Cb merupakan kombinasi warna dari Biru/Kuning dan Cr merupakan kombinasi warna dari Merah/Hijau). YCbCr dapat diperoleh dari RGB dengan menggunakan rumus berikut : Y = 0.2989R + 0.5870G + 0.1140B Cb = (B–Y)*0.565 Cr = (R–Y)*0.713 Sedangkan, untuk konversi YCbCr ke RGB dapat dilakukan dengan rumus berikut : R = Y + 1.403Cr G = Y – 0.344Cb – 0.714Cr B = Y + 1.770Cb Penyisipan pesan rahasia dilakukan pada nilai warna luminance, karena mata manusia pada dasarnya lebih peka terhadap intensitas (luminance) dibanding terhadap warna (chrominance). Pada channel warna ini berpengaruh pada terang/gelap nya image, sehingga stego-image yang dihasilkan akan terlihat lebih alami”. Berikut ini contoh dari gambar yang dikonversi menjadi YCbCr : 1.1 Sejarah Steganografi Steganografi merupakan seni penyembunyian pesan ke dalam pesan lainnya sedemikian rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada sesuatu di dalam pesan tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal dari bahasa Yunani yaitu steganos yang artinya tersembunyi atau terselubung dan graphein, yang artinya menulis, sehingga kurang lebih artinya adalah “menulis tulisan yang tersembunyi atau terselubung” (Sellars, 1996). Teknik ini meliputi banyak sekali metoda komunikasi untuk menyembunyikan pesan rahasia. Metoda ini termasuk tinta yang tidak tampak, microdots, pengaturan kata, tanda tangan digital, jalur tersembunyi dan komunikasi spektrum lebar. Catatan pertama tentang steganografi ditulis oleh seorang sejarawan Yunani, Herodotus, yaitu ketika Histaeus seorang raja kejam Yunani dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad 5Sebelum Masehi. Histaeus harus mengirim pesan rahasia kepada anak laki-lakinya, Aristagoras, di Militus. Histaeus menulis pesan dengan cara mentato pesan pada kulit kepala seorang budak dan ketika rambut budak itu mulai tumbuh, Histaeus mengutus budak itu ke Militus untuk mengirim pesan di kulit kepalanya tersebut kepada Aristagoras. Cerita lain tentang steganografi datang juga dari sejarawan Yunani, Herodotus, yaitu dengan cara menulis pesan pada papan kayu yang ditutup dengan lilin. Demeratus, seorang Yunani yang akan mengabarkan berita kepada diketahui pihak Xerxes, Demaratus menulis pesan dengan cara mengisi tabung kayu dengan lilin dan menulis pesan dengan cara mengukirnya pada bagian bawah kayu, lalu papan kayu tersebut dimasukkan ke dalam tabung kayu, kemudian tabung kayu ditutup kembali dengan lilin. Teknik steganografi yang lain adalah tinta yang tak terlihat. Teknik ini pertama digunakan pada zaman Romawi kuno yaitu dengan menggunakan air sari buah jeruk, urine atau susu sebagai tinta untuk menulis pesan. Cara membacanya adalah dengan dipanaskan di atas nyala lilin, tinta yang sebelumnya tidak terlihat, ketika terkena panas akan berangsur-angsur menjadi gelap, sehingga pesan dapat dibaca. Teknik ini pernah juga digunakan pada Perang Dunia II. Pada abad 20, steganografi benar-benar mengalami perkembangan. Selama berlangsung perang Boer, Lord Boden Powell (pendiri gerakan kepanduan) yang bertugas untuk membuat tanda posisi sasaran dari basis artileri tentara Boer, untuk alasan keamanan, Boden Powell menggambar peta-peta posisi musuh pada sayap kupu-kupu agar gambar-gambar peta sasaran tersebut terkamuflase. Perang Dunia II adalah periode pengembangan teknik-teknik baru steganografi. Pada awal Perang Dunia II walaupun masih digunakan teknik tinta yang tak terlihat, namun teknik-teknik baru mulai dikembangkan seperti menulis pesan rahasia ke dalam kalimat lain yang tidak berhubungan langsung dengan isi pesan rahasia tersebut, kemudian teknik menulis pesan rahasia ke dalam pita koreksi karbon mesin ketik, dan juga teknik menggunakan pin berlubang untuk menandai kalimat terpilih yang digunakan dalam pesan, teknik terakhir adalah microdots yang dikembangkan oleh tentara Jerman pada akhir Perang Dunia II. Dari contoh-contoh steganografi konvensional tersebut dapat dilihat bahwa semua teknik steganografi konvensional berusaha merahasiakan komunikasi dengan cara menyembunyikan pesan ataupun mengkamuflase pesan. Maka sesungguhnya prinsip dasar dalam steganografi lebih dikonsentrasikan pada kerahasian komunikasinya bukan pada datanya (Johnson, 1995). Seiring dengan perkembangan teknologi terutama teknologi komputasi, steganografi merambah juga ke media digital, walaupun steganografi dapat dikatakan mempunyai hubungan erat dengan kriptografi, tetapi kedua metode ini sangat berbeda. 1.2 Steganografi Pada Media Digital File Gambar Pada komputer, gambar yang tampil di layar monitor merupakan kumpulan array yang merepresentasikan intensitas cahaya yang bervariasi pada pixel. Pixel adalah titik di layar monitor yang dapat diatur untuk menampilkan warna tertentu. Pixel disusun di layar monitor dalam susunan baris dan kolom. Susunan pixel dalam baris dan kolom ini yang dinamakan resolusi monitor. Resolusi monitor yang sering dijumpai adalah 640x480, 800x600, 1024x768. Resolusi 640x480 akan menampilkan pixel sejumlah 640 baris dan 480 kolom, sehingga total pixel yang digunakan 640x480 = 307.200 pixel. Melalui pixel inilah suatu gambar dapat dimanipulasi untuk menyimpan informasi yang akan digunakan sebagai salah satu pengimplementasian steganografi. Steganografi pada media digital file gambar digunakan untuk mengeksploitasi keterbatasan kekuatan sistem penglihatan manusia dengan cara menurunkan kualitas warna pada file gambar yang belum disisipi pesan rahasia. Sehingga dengan keterbatasan tersebut manusia sulit menemukan gradasi penurunan kualitas warna pada file gambar yang telah disisipi pesan rahasia. Abstrak Makalah ini membahas tentang steganografi dalam file audio yang berekstensi mp3. Dalam perjalanan pembahasan makalah, dirunut suatu perkembangan teknologi dalam dunia telekomunikasi yaitu tentang penyembunyian informasi dalam proses komunikasi. Sejarah yang berjalan akhirnya memunculkan suatu teknik penyembunyian pesan yang disebut steganografi. Perkembangan steganografi mulai merambah ke dunia dijital yang dalam makalah ini dikhususkan dalam file audio mp3. Teknik-teknik dalam melakukan pengembangan suatu proses steganografi dibahas secara singkat. Makalah juga mencoba menyajikan proses steganografi dalam perbandingan-perbandingan file audio dengan berdasarkan rumus-rumus yang ada pada literatur yang ada. Rumus-rumus tersebut berkisar antara HVS, PSNR, Capacity, dan alogritma lainnya. Sebuah perangkat lunak bernama MP3 Stego digunakan untuk membantu proses observasi permasalahan dan menyelesaikan prose steganografi. MP3 Stego dicoba, diamati, dan dihipotesakan saran-saran pengembangan untuk kedepannya. Makalah juga mencoba untuk menilik sebagian kecil dari proses implementasi steganografi file MP3 dari sudut pandang lainnya. Setelah melihat lebih dalam tentang audio steganografi khususnya pada file audio MP3 cukup berprospek dalam pengembangan selanjutnya. Baik dikaji dari faktor psikologis dan teknis, ternyata media MP3 merupakan media yang sangat tepat untuk menjadi media penyembunyian pesan. Selain itu ternyata steganografi juga bisa digunakan dalam target yang lebih mendalam dan luas lagi antara lain sebagai saran kampanye, pemberitahuan, komunikasi organisasi, dan lain-lain. Kata kunci : MP3, Steganografi, Apa itu steganografi ? sebagai seni untuk menyamarkan atau menyembunyikan pesan rahasia tertulis ke dalam Sekilas dari sejarah penyembunyian dan pesan lainnya dengan segala cara sehingga selain pengiriman pesan serta steganografi orang yang dituju, orang lain tidak akan tahu pesan rahasia apa yang sebenarnya ingin Kata steganografi pada awalnya berasal dari kata disampaikan. steganos. Steganos sendiri sebenarnya merupakan kata dari bahasa Yunani. Kata Steganografi sudah diadakan sejak dulu untuk steganos lebih lengkapnya : steganos memiliki berbagai kebutuhan. Seperti yang kita ketahui, arti penyamaran atau penyembunyian dan suatu barang teknologi atau produk teknologi graphein atau graptos memiliki arti tulisan. akan lahir dari sebuah kebutuhan untuk Pengertian steganografi yang cukup sering mencapai suatu kondisi yang lebih baik lagi. digunakan dalam pembelajaran dengan Kebutuhan ini senantiasa berevolosi dan metodologi sejarah adalah menulis tulisan yang disempurnakan terus menerus. Dulunya orang tersembunyi atau terselubung” (Sellars, 1996). hanya ingin menyembunyikan teks, yaitu dengan menyembunyikannya di kertas dan disimpan Jadi secara harafiah dan dalam pengertian yang baik-baik dengan rahasia. Penyembunyian pesan didewasakan steganografi dapat diartikan ini kemudian menjadi berubah fungsi menjadi pengiriman pesan rahasia. Hal ini terjadi karena adanya kebutuhan bahwa harus ada orang lain yang dapat menerima pesan rahasia ini dengan menjaga nilai-nilai yang ada seperti kerahasiaan pesan dan ketersampaian pesan dengan baik sehingga orang yang menerima pesan tersebut akan dapat mengerti arti pesan tersebut. Hal pengiriman pesan ini tadinya hanya dilakukan menggunakan pengawal untuk melindungi pesan dan menjaga kerahasiaan. Semakin lama, seiring dengan berjalannya zaman dimana kekerasan tidak lagi dianggap rasional lagi. Hal ini menimbulkan kerahasiaan pesan tidak lagi dijaga dengan menggunakan kekerasan melainkan dengan metodologimetodologi baru seperti enkripsi pada pesan. Proses penyamaran ini semakin lama semakin berkembang juga seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan keinginan dengan kontinuitas yang tinggi. Seluruh ulasan dan ringkasan diatas akhirnya mengarah pada suatu teknik steganografi. Catatan pertama tentang steganografi ditulis oleh seorang sejarawan Yunani, Herodotus, yaitu ketika Histaeus seorang raja kejam Yunani dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad 5 sebelum Masehi. Histaeus harus mengirim pesan rahasia kepada anak laki-lakinya, Aristagoras, di Militus. Histaeus menulis pesan dengan cara mentato pesan pada kulit kepala seorang budak dan ketika rambut budak itu mulai tumbuh, Histaeus mengutus budak itu ke Militus untuk mengirim pesan di kulit kepalanya tersebut kepada Aristagoras. Cerita lain tentang steganografi datang juga dari sejarawan Yunani, Herodotus, yaitu dengan cara menulis pesan pada papan kayu yang ditutup dengan lilin. Demeratus, seorang Yunani yang akan mengabarkan berita kepada Xerxes bermaksud menyerbu Yunani. Agar tidak diketahui pihak Xerxes, Demaratus menulis pesan dengan cara mengisi tabung kayu dengan lilin dan menulis pesan dengan cara mengukirnya pada bagian bawah kayu, lalu papan kayu tersebut dimasukkan ke dalam tabung kayu, kemudian tabung kayu ditutup kembali dengan lilin. Teknik steganografi yang lain adalah tinta yang tak terlihat. Teknik ini pertama digunakan pada zaman Romawi kuno yaitu dengan menggunakan air sari buah jeruk, urine atau susu sebagai tinta untuk menulis pesan. Cara membacanya adalah dengan dipanaskan di atas nyala lilin, tinta yang sebelumnya tidak terlihat, ketika terkena panas akan berangsur-angsur menjadi gelap, sehingga pesan dapat dibaca. Teknik ini pernah juga digunakan pada Perang Dunia II. Steganografi, tepatnya dari 2500 tahun lalu sudah dipakai untuk berbagai kebutuhan seperti kepentingan politik, militer diplomatik, serta untuk kepentingan pribadi yaitu alat komunikasi pribadi. Beberapa penggunaan steganografi pada masa lampau bisa kita lihat dalam beberapa instans berikut ini : • Pada perang dunia II, Jerman menggunakan microdots untuk berkomunikasi. Penggnaan teknik ini biasa digunakan pada microfilm chip yang harus diperbesar sekitar 200 kali. Dalam hal ini Jerman menggunakan steganografi untuk kebutuhan Perang sehingga pesan rahasia strategi atau apapun tidak bisa diketahui oleh pihak lawan. Teknologi yang digunakan dalam hal ini adalah teknologi baru yang pada saat itu belum bisa digunakan oleh pihak lawan. • Pada perang dunia II, Amerika Serikat menggunakan suku Indian Navajo sebagai media untuk berkomunikasi. Dalam hal ini Amerika Serikat menggunakan steganografi untuk kebutuhan berperang. Amerika Serikat menggunakan teknologi kebudayaan sebagai suatu alat dalam steganografi. Teknologi kebudayaan yang dimiliki Amerika Serikat ini tidak diketahui atau dimiliki oleh pihak lawan. Dari catatan sejarah, pengalaman, dan contohcontoh steganografi konvensional tersebut, dapat kita lihat dan sintesiskan bahwa semua teknik steganografi konvensional yang pernah dilakukan selalu berusaha merahasiakan komunikasi yang ingin dirahasiakan dengan cara menyembunyikan pesan, mengkamuflase ataupun menyamarkan pesan. Jadi sesungguhnya prinsip dasar dalam steganografi lebih dikonsentrasikan pada kerahasian komunikasinya bukan pada datanya (Johnson, 1995). Perkembangan teknologi yang semakin pesat terutama teknologi komputasi dan teknologi media yang semakin bervariasi dan semakin fleksibel untuk dimanipulasi, steganografi merambah juga ke media digital, walaupun steganografi dapat dikatakan mempunyai hubungan erat dengan kriptografi, tetapi kedua metode ini sangat berbeda. Pengertian Steganografi Setelah mengamati runtutan sejarah dan perkembangan pengertian serta penggunaan, maka dapat disimpulkan bahwa steganografi merupakan ilmu yang mempelajari, meneliti, dan mengembangkan seni menyembunyikan sesuatu informasi. Steganografi dapat dipandang atau dikelompokkan sebagai salah satu bagian atau cabang dari ilmu komunikasi. Kata steganografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “tulisan tersembunyi”. Pada era informasi digital, steganografi merupakan teknik dan seni menyembunyikan informasi dan data digital dibalik informasi digital lain, sehingga informasi digital yang sesungguhnya tidak kelihatan atau dapat tersamarkan.. Secara teori, semua file umum yang ada di dalam komputer dapat digunakan sebagai media, seperti file gambar berformat JPG, GIF, BMP, atau di dalam musik MP3, atau bahkan di dalam sebuah film dengan format WAV atau AVI. Semua dapat dijadikan tempat bersembunyi, asalkan file tersebut memiliki bit-bit data redundan yang dapat dimodifikasi. Setelah dimodifikasi file media tersebut tidak akan banyak terganggu fungsinya dan kualitasnya tidak akan jauh berbeda dengan aslinya. Proses penyimpanan dengan memanfaatkan bit-bit ini sangatlah dikembangkan pada era ini karena lebih mudah dilakukan (teknologi komputasi yang semakin berkembang) dan lebih sulit dicurigai atau lebih baik dalam masalah keamananya (media dijital merupakan media yang sudah banyak diketahui orang dan memiliki kegunaan tersendiri sehingga orang akan memandangnya sebagai media yang memang untuk dipakai sesuai bentuknya). Adapun proses yang biasa terjadi dalam proses steganografi sebagai berikut : File MP3 MPEG (Moving Picture Expert Group)-1 audio layer III atau yang lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam digital audio dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat “menghilangkan”. Istilah menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi audio ke dalam format mp3 menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan pada pendengaran manusia untuk mengurangi besarnya file audio. Sejarah mp3 dimulai dari tahun 1991 saat proposal dari Phillips (Belanda), CCET (Perancis), dan Institut für Rundfunktechnik (Jerman) memenankan proyek untuk DAB (Digital Audio Broadcast). Produk mereka Musicam (akan lebih dikenal dengan layer 2) tewrpilih karena kesederhanaan, ketahanan terhadap kesalahan, dan perhitungan komputasi yang sederhana untuk melakukan pengkodean yang menghasilkan keluaran yang memiliki kualitas tinggi. Pada akhirnya ide dan teknologi yang digunakan dikembangkan menjadi MPEG1 audio layer 3. MP3 adalah pengembangan dari teknologi sebelumya sehingga dengan ukuran yang lebih kecil dapat menghasilkan kualitas yang setara dengan kualitas CD. Spesifikasi dari layer-layer sebagai berikut: • Layer 1: paling baik pada 384 kbit/s • Layer 2: paling baik pada 256...384 kbit/s, sangat baik pada 224...256 kbit/, baik pada 192...224 kbit/s • Layer 3: paling baik pada 224...320 kbit/s, sangat baik pada 192...224 kbit/s, baik pada 128...192 kbit/s Kompresi pada MP3 Kompresi yang dilakukan oleh mp3 seperti yang telah disebutkan diatas, tidak mempertahankan bentuk asli dari sinyal input. Melainkan yang dilakukan adalah menghilangkan suara-suara yang keberadaannya kurang/tidak signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses yang dilakukan adalah : Tahap 1 menggunakan model dari sistem pendengaran manusia dan menentukan bagian yang terdengar bagi sistem pendengaran manusia. Tahap 2. Setelah itu sinyal input yang memiliki domain waktu dibagi menjadi blok-blok dan ditransformasi menjadi domain frekuensi. Tahap 3. Kemudian model dari sistem pendengaran manusia dibandingkan dengan sinyal input dan dilakukan proses pemfilteran yang menghasilkan sinyal dengan range frekuensi yang signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses diatas adalah proses pengirisan dua sinyal yaitu sinyal input dan sinyal model sistem pendengaran manusia. Tahap 4. Langkah terakhir adalah kuantisasi data, dimana data yang terkumpul setelah pemfilteran akan dikumpulkan menjadi satu keluaran dan dilakukan pengkodean dengan hasil akhir file dengan format mp3. Proses pengkompresian mp3 dapat menghasilkan keluaran yang hampir setara dengan aslinya disebabkan oleh kelemahan dari sistem pendengaran manusia yang dapat dieksploitasi. Berikut adalah beberapa kelemahan dari sistem pendengaran manusia yang digunakan dalam pemodelan: • Terdapat beberapa suara yang tidak dapat didengar oleh manusia (diluar jangkauan frekuensi 30-30.000 Hz). • Terdapat beberapa suara yang dapat terdengar lebih baik bagi pendengaran manusia dibandingkan suara lainnya. • Bila terdapat dua suara yang dikeluarkan secara simultan, maka pendengaran manusia akan mendengar yang lebih keras sedangkan yang lebih pelan akan tidak terdengar. File Gambar Pada komputer, suatu gambar adalah suatu array dari bilangan yang merepresentasikan intensitas terang pada point yang bervariasi (pixel). Pixel ini menghasilkan raster data gambar. Suatu ukuran gambar yang umum adalah 640 x 480 pixel dan 256 warna (atau 8 bit per pixel). Suatu gambar akan berisi kira-kira 300 kilobit data. Gambar digital disimpan juga secara khusus di dalam file 24-bit atau 8-bit. Gambar 24-bit menyediakan lebih banyak ruang untuk menyembunyikan informasi; bagaimanapun, itu dapat sungguh besar (dengan perkecualian gambar JPEG). Semua variasi warna untuk pixel yang diperoleh dari tiga warna dasar: merah, hijau dan biru. Setiap warna dasar direpresentasikan dengan 1 byte; gambar 24-bit menggunakan 3 byte per pixel untuk merepresentasikan suatu nilai warna. 3 byte ini dapat direpresentasikan sebagai nilai hexadecimal, decimal, dan biner. Dalam banyak halaman Web, warna latar belakang direpresentasikan dengan bilangan 6 digit hexadecimal, yang aktualnya tiga ikatan merepresentasikan merah, hijau dan biru. Latar belakang putih akan mempunyai nilai FFFFFF: 100% merah (FF), 100% hijau (FF) dan 100% biru (FF). Nilai decimal-nya 255,255,255 dan nilai biner-nya adalah 11111111, 11111111, 11111111, yang adalah tiga byte yang menghasilkan putih. Definisi latar belakang putih adalah analog dengan definisi warna dari pixel tunggal dalam suatu gambar. Pixel merepresentasikan kontribusi pada ukuran file. Untuk contoh, andaikan kita mempunyai gambar 24-bit luasnya 1,024 pixel dengan ketinggian 768 pixel, yang merupakan resolusi umum untuk grafik beresolusi tinggi. Suatu gambar mempunyai lebih dari dua juta pixel, masing-masing mempunyai definisi yang akan menghasilkan suatu kelebihan file 2 Mbyte. Karena gambar 24bit masih relative tidak umum pada internet, ukuran seperti ini akan menarik perhatian selama transmisi. Kompresi file akan menguntungkan, jika tidak perlu transmisi file seperti itu. Kompresi pada File Gambar Dua kandungan dari kompresi adalah lossless dan lossy. Kedua metoda ini menghemat ruang penyimpanan tetapi mempunyai hasil yang berbeda, yang bertentangan dengan penyembunyian informasi. Kompresi lossless membiarkan kita merekonstruksi pesan asli yang sama; oleh karena itu, lebih disukai ketika informasi asli harus tetap utuh (seperti dengan gambar steganography). Kompresi lossless khusus untuk gambar yang tersimpan sebagai GIF (Graphic Interchange Format) dan BMP 8bit (file bitmap Microsoft Windows dan OS/2 ). Kompresi lossy, pada penanganan lainnya, menghemat ruangan tetapi tidak menjaga integritas gambar aslinya. Metoda ini secara khusus untuk gambar yang tersimpan sebagai JPEG (Joint Photographic Experts Group). Kenapa harus MP3 ? Kepopuleran dari mp3 yang sampai saat ini belum tersaingi disebabkan oleh beberapa hal. Pertama mp3 dapat didistribusikan dengan mudah dan hampir tanpa biaya., walaupun sebenarnya hak paten dari mp3 telah dimiliki dan penyebaran mp3 seharusnya dikenai biaya. Walaupun begitu, pemilik hak paten dari mp3 telah memberikan pernyataan bahwa penggunaan mp3 untuk keperluan perorangan tidak dikenai biaya. Keuntungan lainnya adalah kemudahaan akses mp3, dimana banyak sofware yang dapat menghasilkan file mp3 dari CD dan keberadaan file mp3 yang bersifat ubiquitos (kosmopolit). Pada perbandingan kualitas suara antara beberapa format kompresi audio hasil yang dihasilkan bervariasi pada bitrate yang berbeda, perbandingan berdasarkan codec yang digunakan. Pada 128 kbit/s, LAME MP3 unggul sedikit dibandingkan dengan Ogg Vorbis, AAC, MPC and WMA Pro. Kemudian pada 64 kbit/s,AAC-HE dan mp3pro menjadi yang teratas diantara codec lainnya. Dan untuk diatas 128 kbit/s tidak terdengar perbedaan yang signifikan. Pada umumnya format mp3 sekarang menggunakan 128 kbit/s dan 192 kbit/s sehingga hasil yang dihasilkan cukup baik. Penggunaan MP3 sekarang menjadi sangat tinggi karena pada dasarnya seorang manusia akan lebih suka melakukan hal yang bisa menghibur lebih dibandingkan hal yagn statik dan tidak menghibur. Perbedaan ini membuat MP3 lebih dipilih untuk digunakan dibandingkan menggunakan file gambar. Dalam melakukan penyembunyian pesan, akan lebih dipilih format yang lebih lumrah digunakan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan yang terlalu berlebih. Maka dari itu penggunaan mp3 sebagai salah satu media steganografi merupakan langkah yang baik. Lalu lintas pertukaran mp3 di internet merupakan hal biasa sehingga steganografi menggunakan mp3 adalah teknik yang baik untuk mengamankan pesan rahasia melalui media internet. Selain itu jika kita tidak bicara dalam konteks internet, steganografi juga menjadi media yang paling digemari karena paling sering digunakan sebagai sarana hiburan. Semakin sering file itu atau semakin terlihat file itu maka akan semakin kecil kecurigaan bahwa terdapat pesan tersembunyi dalam file tersebut. “Tempat yang paling aman adalah di kandang musuh” Steganalysis dan Penggunaan Steganografi Steganalysis merupakan suatu teknik atau yang digunakan untuk mengungkapkan keberadaan pesan tersembunyi atau tersamar dari steganografi. Steganalysis menjadi suatu misteri tersendiri untuk dapat diketahui bagaimana teknik untuk melakukan proses dekripsi atau pemecahan atau penemuan pesan tersebut. Terdapat beberapa software yang dapat melakukan analisa adanya penggunaan teknik steganografi. Dalam praktiknya cara pemecahan teknik apa yang digunakan dalam steganalysis sendiri secara empirik berkisar diantara : • Menganalisa dari perubahan yang dilakukan terhadap meta data file tersebut. • Menganalisa dari ciri-ciri file telah menggunakan software tertentu untuk steganografi. • Membandingkan file asli, lalu dicari perbedaannya dan pola yang digunakan sehingga dengan cara ini bukan saja dapat diketahui file telah mengalami psoses steganografi dapat pula diketahui pesan yang disembunyikan. Tetapi teknik steganalysis tidak dapat digunakan untuk mengetahui pesan yang disembunyikan bila ternyata pesan tersebut mengalami kriptografi atau pengkodean pesan lagi. Jadi cara yang baik untuk melakukan steganografi adalah dengan melakukan asumsi bahwa orang akan tahu bahwa ada pesan yang disembunyikan sehingga dilakukan pengamanan lagi dengan kriptografi. Pemilihan kriptografi juga jangan dilakukan dengan sembarangan dan gunakan yang sudah terbukti keampuhannya seperti 3DES dan SHA-1. Penggunaan steganografi khususnya digital watermarking biasanya digunakan untuk menyimpan informasi yang rahasia. Karena ukuran pesan yang dapat disimpan menggunakan digital watermarking relatif kecil, maka informasi yang disimpan juga sesuatu yang rahasia namun dalam ukuran kecil. Contoh penggunaannya adalah untuk nomor PIN, nomor rekening, nomor kunci public, dan sebagainya. Selain itu penggunaan steganografi juga dapat digunakan untuk untuk memberikan tanda copyright terhadap file gambar, audio (seperti mp3), dan video. Dalam sudut pandang yang lebih negatif lagi kita bisa memandang steganografi sebagai teknologi yang berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Steganografi tenyata digunakan juga untuk melakukan tindakan kriminal. Terdapat dugaan juga bahwa steganografi digunakan oleh para teroris untuk menjalankan aksinya. Dengan steganografi, peta, sasaran , dan rencana tindakan teroris disamarkan dalam situs-situs mailing list olahraga dan pada situs-situs porno. Maka dari itu kelebihan dari steganografi sangat disayangkan bila dipakai untuk tujuan kejahatan. Tindakan kejahatan lainnya yang mungkin difasilitasi oleh steganografi yaitu untuk perjudian, penipuan, virus, dan lain-lain. Dalam sudut pandang lain, teknologi steganografi ini bisa dijadikan senjata yang ampuh dalam permainan politik ataupun kebijakan yang diambil satu organisasi. Dengan menggunakan steganografi, seorang calon presiden atau calon ketua bisa melakukan pengiriman pesan pada kader-kadernya di daerah tanpa diketahui oleh orang lain ataupun panitia pemilihan sehingga strategi atau kebijakan yang diambil tidak bisa dibaca oleh pihak lawan padahal dia bisa menyebarkannya dengan cara yang terbuka dan fair. Hal ini merupakan keuntungan bagi yang memang menggunakan steganografi sebagai alat teknologi untuk targetan yang lebih jauh lagi. Hal ini juga jauh lebih mudah untuk diimplementasikan ketimbang mendistribusikan pesan rahasia yang nantinya akan dicurigai serta menimbulkan biaya besar dalam pendistribusiannya yang dilakukan secara rahasia. Audio Steganografi pada MP3 Pada pembahasan ini akan dibahas teknik steganografi dalam MP3 secara umum dan secara khusus mengacu pada software MP3Stego. MP3Stego adalah software yang dapat digunakan untuk meyembunyikan pesan dalam MP3. Produk ini dapat digunakan secara bebas, namun terdapat beberapa kelemahan dari produk ini karena hanya merupakan program bebas yang belum disempurnakan. Keberadaan program ini ditujukan oleh pembuat hanya untuk membuktikan bahwa steganografi dalam MP3 dapat dilakukan. Cara untuk mengaplikasikan steganografi pada file audio terdiri dari beberapa cara yang lazim digunakan, antara lain dengan cara mengganti atau menambahkan bit. Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan: • Penggantian LSB Metode pertama adalah dengan penggantian LSB. Cara ini biasa digunakan dalam teknik digital steganografi yaitu mengganti LSB input setiap samplingnya dengan data yang dikodekan. Dengan metode ini keuntungan yang didapatkan adalah ukuran pesan yang disispkan relative besar, namun berdampak pada hasil audio yang berkualitas kurang dengan banyaknya noise. 11010010 MSB LSB LSB = Least Significant Bit MSB = Most Siginificant Bit Untuk memperkuat teknik penyembunyian data, bit-bit data rahasia tidak digunakan mengganti byte-byte yang berurutan, namun dipilih susunan byte secara acak. Misalnya jika terdapat 50 byte dan 6 bit data yang akan disembunyikan, maka maka byte yang diganti bit LSB-nya dipilih secara acak, misalkan byte nomor 36, 5, 21, 10, 18, 49. Bilangan acak dibangkitkan dengan pseudo-random-number-generator (PRNG) kriptografi. PRNG kriptografi sebenarnya adalah algoritma kriptografi yang digunakan untuk enkripsi. PRNG dibangun dengan algoritma DES (Data Encryption Standard), algoritma hash MD5, dan mode kriptografi CFB (Chiper-Feedback Mode). Tujuan dari enkripsi adalah menghasilkan sekumpulan bilangan acak yang sama untuk setiap kunci enkripsi yang sama. Bilangan acak dihasilkan dengan cara memilih bit-bit dari sebuah blok data hasil enkripsi • Rekayasa sinyal masukan Metode kedua yang digunakan adalah merekayasa fasa dari sinyal masukan. Teori yang digunakan adalah dengan mensubstitusi awal fasa dari tiap awal segment dengan fasa yang telah dibuat sedemikian rupa dan merepresentasikan pesan yang disembunyikan. Fasa dari tiap awal segment ini dibuat sedemikian rupa sehingga setiap segmen masih memiliki hubungan yang berujung pada kualitas suara yang tetap terjaga. Teknik ini menghasilkan keluaran yang jauh lebih baik daripada metode pertama namun harus dibayar mahal dengan kerumitan dalam realisasi dan implementasinya.. • Penyebaran Spektrum Metode yang ketiga adalah penyebaran spektrum. Dengan metode ini pesan dikodekan dan disebar ke setiap spektrum frekuensi yang memungkinkan. Maka dari itu akan sangat sulit bagi yang akan mencoba memecahkannya kecuali ia memiliki akses terhadap data tersebut atau dapat merekonstruksi sinyal random yang digunakan untuk menyebarkan pesan pada range frekuensi. • Teknik Echo Metode terakhir yang sering digunakan adalah menyembunyikan pesan melalui teknik echo. Teknik menyamarkan pesan ke dalam sinyal yang membentuk echo. Kemudian pesan disembunyikan dengan menvariasikan tiga parameter dalam echo yaitu besar amplitudo awal, tingkat penurunan atenuasi, dan offset. Dengan adanya offset dari echo dan sinyal asli maka echo akan tercampur dengan sinyal aslinya, karena sistem pendengaran manusia yang tidak memisahkan antaha echo dan sinyal asli. Keempat metode di atas memiliki kesamaan yaitu menggunakan kelemahan dari sistem pendengaran manusia. Maka dari itu teknik steganografi dalam MP3 juga akan menggunakan kelemahan ini untuk menyembunyikan pesan. metrics pada file. Teknik ini dikenal dengan teknik Existing Metrics. Sebagai lanjutan, teknik ini akan dibahas dalam bagian tersendiri setelah ini. Existing Metrics Dalam menyembunyikan data, kita memiliki dua tujuan utama yaitu data harus sulit diketahui oleh pihak luar dan harus bisa dibuka dengan baik oleh si penerima pesan atau yang membutuhkan data rahasia tersebut. Sangat sulit untuk mengkuantifikasi seberapa sulit data itu disembunyikan. Dalam kasus steganografi pada file gambar, banyak pemecah kode mendeteksi resource yang ada termasuk HVS khusunya analis komputer. Dari sekian banyak metode yang ada, penyembunyian data terindikasi dari mengilustrasikan gambar asli dan bagianbagiannya dengan data yang tergabung di dalamnya, sehingga perbedaan visualnya bisa terlihat kemudian. Sebagai tambahan mean- squared-error (MSE) atau peak-signal-to-noiseratio (PSNR) antara file asli dan file yang sudah tersteganografi bisa diketahui atau bisa terlihat. Pixel dari gambar asli sebagai xi dan pixel dari gambar yang sudah tersteganografi didefinisikan sebagai x^ i. Variabel L mendefinisikan peak signal level (L=255 untuk grayscale image). Dalam audio steganografi, pemecah kode menggunakan sistem pendengaran manusia sama baiknya dengan menggunakan analisis komputer dalam mendeteksi device. Sebagai perbandingan pendekatan, spektogram dari sinyal asli dan yang sudah terubah biasanya diberikan atau dihadirkan dalam bentuk data. Spektogram adalah plot sederhana yang berisi frekuensi dari konten sinyal audio sebagai fungsi waktu. Dalam beberapa kasus tertentu, kualitas dari file audio yang berisi data tersembunyi bisa diperkirakan menggunakan perceptual audio measure, noiseto- mask ratio, atau SNR. Dua variabel yang hadi r diatas dan dibawah merepresentasikan varians contoh dari sinyal perspektif. Dalam persamaan di atas, data tersembunyi dimodelkan sebagai sinyal dan data penyembunyi sebagai noise. SNR, yang juga bisa digunakan dalam file gambar, menyediakan estimasi kasar dari ketersembunyian pesan dengan banyak hal yang dibandingkan dan dipertimbangkan. Semakin tinggi SNR, maka semakin jelas juga ketersembunyian pesan yang ada. Sebagai perkiraan yang jauh dari efisiensi atau kapasitas yang bisa digunakan dalam Gaussian channel. Kekuatan sinyal dari file tersembunyi direpresentasikan dalam variabel S dan kekuatan dari data penyembunyi direpresentasikan dalam variabel statistik dari data penyembunyi ternyata mematuhi atau mengikuti distribusi Gaussian. Banyak juga pemikiran yang setuju bahwa semakin baik model dari channel noise maka semakin baik pula estimasi dari kapasitas. Gambar diatas adalah gambar tentang perbandingan kapasitas dalam file yang ada dimodelkan dalam sebuah grafik kapasitas berbanding dengan SNR atau lebih dikenal dengan Generic Steganographic Channel Capcity Sebuah Pendekatan lain tentang MP3 Steganografi File System Pendekatan ini dirancang bukan oleh penulis. Penulis hanya mencari referensi untuk semakin menjelaskan proses stegaografi dalam praktik yang lebih dekat lagi. mplementasi yang diinginkan adalah implementasi yang implementasi yang bisa bebas atau tidak tergantung pada sistem operasi atau teknologi lain. Karena itu file sistem diimplementasikan diatas file biasa. File sistem steganografi ini harus fleksibel dan mudah untuk diimplementasikan dalam berbagai bahasa atau siste operasi manapun. Media penyimpanan juga diperhatikan ketika pengguna juga bisa menggunakan media penyimpanan lokal atau removable USB key. Ini bisa membebaskan pengguna dari isu pada level yang lebih rendah. File yang paling sulit untuk dicurigai adalah media hiburan yang sering digunakan oleh orang banyak. Maka dari itu MP3 merupakan jenis file yang cocok untuk diimplementasikan. Dan medianya bisa menggunakan iPod ataupun MP3 player. Persyaratan dari file sistem yang ada juga tidak terlalu lebar. Hal ini memberika pengguna kemampuan untuk menyimpan berbagai macam file di dalam direktori-direktori yang berbeda, jika memang memungkikan. Operasi yang didukung atau dilayani oleh file sistem adalah : • Memperluas Melakukan looping terus melalui list dari file mp3 dan mempersiapkan mereka untuk data ke depannya. • Memformat Menghapus seluruh file yang tersedia dalam dile sistem • Menambah Mengkopi sebuah file ke dalam file sistem ataupun dari file sistem • Membuang Menghapus file yang ada dari file sistem • Mengganti nama Mengganti nama dari file yang ada • Mengekstrak Mengkopi file dari file sistem ke tempat lain Implementasi sederhana Setiap file MP3 yang dimiliki mempunyai tempat kosong bagi data untuk disimpan, jadi besar space penyimpanan file sistem adalah jumlah seluruh tempat penyimpanan yang kosong dari setiap file MP3. Setia file MP3 akan diperlakukan sebagai stream, karena itu tempat penyimpanan yang kosong akan diisi dengan potongan dari file asli yang ingin disimpan. Setiap potongan file akan berisikan header sederhana yang menjelaskan potongan itu. Hal itu bisa diimplementasikan mengikuti struktur berikut ini : typedef struct _ORIGFILE_CHUNK { /* crc32 of the current chunk */ UINT32 chunk_crc32; UINT32 origfile_crc32; struct orig_filename { UINT8 filename_size; CHAR filename[]; }; struct orig_data { /* the offset from the original file */ UINT32 offset; UINT32 chunk_size; BYTE chunk_data[]; }; } ORIGFILE_CHUNK, *PORIGFILE_CHUNK; File asli akan disimpan dalam potongan. Dengan asumsi sebesar-bearnya sesuai dengan yang file butuhkan. Proses pengembalian akan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : • Baca semua potongan ke dalam memory • Cek atau validasi keutuhan dari seluruh potongan yang tersimpan • Rancang dan bangun sebuah kamus dengan nama file yang asli sebagai kunci • Kembalikan atau bangunlah file asli dari potongan-potongan tersebut Setelah langkah-langkah diatas telah selesai dilakukanm kita harus mengecek ulang keutuhan dari setiap file yang ada. Kita akan melakukan itu dengan menggunakan origfile_crc32 dari setiap potongan. Kemudia kita bandingkan mereka dengan crc32 yang sudah terkalkulasi dari seluruh file data yang asli dari potonganpotongan yang bisa bereaksi atau berfungsi. Dasar dari pendekatan steganografi bisa berasal dari apapun yang dipikirkan atau sesuatu yang ingin dijadikan ide.. Sebuah proyek yang baik diambil sebagai contoh adalah MP3 Stego. MP3 Stego bisa digunakan untuk mengimplementasikan bagian-bagian dari proses steganografi. Datanya sendiri dilindungi lebih lanjut dengan menggunakan proses enkripsi. MP3 Stego Seperti yang disebutkan diatas, MP3Stego dapat digunakan untuk steganografi. Cara kerja dari program ini berdasarkan dari teknik kompresi audio dari WAV ke MP3. Seperti yang sudah diketahui, MP3 adalah kompresi yang bersifat “menghilangkan” data-data yang tidak signifikan bagi pendengaran manusia, maka dari itu program ini menggunakan keuntungan itu dengan tidak menghilangkan seluruh data yang redundant, melainkan digantikan dengan pesan yang akan dimasukan. Proses pengkodean dan kompresi MP3 secara umum terbagi menjadi dua siklus iterasi, yaitu : • Di dalam siklus iterasi berupa siklus untuk ratifikasi • Di luar siklus iterasi untuk pengendalian distorsi dan noise. Sebelumnya kita sudah membahas tentang tahapan pengkompresian file MP3. Proses pengkompresian dapat dilihat lebih jelas dengan diagram ini : MP3 Stego memasukan data pada saat proses kompresi pada proses di dalam siklus iterasi. Proses penyembunyian pesan secara garis besar adalah pesan dikompresi lalu dienkripsi dan terakhir disembuyikan pada rangkaian bit MP3. Setelah mengalami kompresi, lalu pesan tersebut dienkripsi untuk menjami keamananya. Seperti yang telah dibahas diatas, pesan steganografi dianggap dapat diketahui keberadaannya maka untuk keamanan pesan tersebut harus dilakukan tindakan pengamanan, antara lain enkripsi. Enkripsi yang digunakan adalah 3DES yang sudah teruji keandalannya, sehingga walaupun keberadaannya diketahui isi pesan akan tetap aman. Kemudian dilanjutkan dengan proses penyebaran pesan terenkripsi pada rangkaian bit MP3. Proses ini merupkan proses yang terumit dalam keseluruhan proses. proses dalam melakukan penyebaran pesan yang sudah terenkripsi tersebut dalam rangkaian proses yang ada. • Kuantitasi data dalam siklus iterasi Pertama-tama proses ini terjadi pada di dalam siklus iterasi, di dalam siklus iterasi ini terjadi kuantisasi data dari sinyal input yang sesuai dengan model sistem pendengaran manusia. • Pengumpulan data Mengumpulkan data-data tersebut hingga mencapai ukuran yang tepat sehingga dapat dikodekan. • Spesifikasi model Sedangkan siklus lainnya memastikan data memenuhi spesifikasi model sistem pendengaran manusia. • Pengubahan pesan Kemudian untuk menyisipkan pesan, pesan dijadikan parity bit untuk Huffman code dan scale factor. • Penyesuaian Tentu saja dengan penggantian parity ini harus ada yang disesuaikan, yaitu tahap akhir dari dalam siklus iterasi. • Penyebaran data dilakukan secara acak yang didasarkan atas SHA-1. Melihat proses yang begitu mengutamakan keamanan maka penyimpanan pesan menggunakan MP3Stego merupakan pilihan yang tepat. Satu-satunya kemungkinan isi pesan dapat terungkap bila kata rahasia yang digunakan untuk enkripsi dan penyebaran data diketahui. Sayangnya MP3Stego tidak dapat menampung pesan yang memiliki ukuran besar, karena besarnya ditentukan dari besar frame MP3 dimana setiap frame hanya dapat menampung 1 bit saja. Selain itu file audio yang digunakan sebagai carrier file harus memiliki spesifikasi format WAV, 44100Hz, 16 bit, PCM, dan mono. Diluar spesifikasi tersebut proses penyisipan pesan tidak dapat dilakukan, MP3 hasil kompresi juga mono dimana file MP3 tidak wajar dengan format mono yang akan menimbulkan kecurigaan. Tetapi sekali lagi program ini ditujukan unuk menunjukan bahwa steganografi menggunakan MP3 dapat dilakukan. Penggunaan MP3 Stego Pengujian ini dilakukan oleh Stefanus Soehono. Proses pengambilan gambar dan pengetesan juga dilakukan oleh Stefanus Soehono. Penulis hanya kembali menjelaskan tentang proses pengujian yang terjadi. Pertama-tama akan dicoba untuk menyembunyikan pesan singkat yang memiliki nama pesan.txt, yang berisi: hello world, what's up! This is testing using mp3stego.=> Kemudian file WAV yang akan digunakan memiliki nama rx.wav yang sesuai dengan spesifikasi di atas. Lalu dengan dua file sudah cukup untuk memulai proses. Jalannya proses ini dilakukan dalam lingkungan command di WindowXP, kedua file harus berada dalam direktori yang sama dengan program. Selanjutnya sesuai dengan manual, akan dnjalankan proses dengan hasil rx.mp3, dengan perintah seperti berikut: encode -E pesan.txt rx.wav rx.mp3 Setelah itu akan diminta sebuah kata rahasia yang akan digunakan dalam proses enkripsi dan penyebaran pesan, dan juga diminta untuk mengulangi mengetik kata tersebut lagi. Terakhir proses kompresi dan penyisipan dilakukan. Berikut adalah ilustrasinya: Kata rahasia yang digunakan adalah: stefanus. Untuk proses encoding terdapat beberapa pilihan yang dapat digunakan sebagai berikut: Gambar 2. pilihan dalam encoding Selanjutnya dari file rx.mp3 akan dicoba untuk mengambil pesan yang telah disembunyikan sebelumnya. Perintah yang digunakan adalah: decode -X rx.mp3 Kemudian akan ditanyakan kata rahasia yang digunakan pada saat kompresi dahulu, dan akan diminta untuk konfirmasi lagi. Setelah itu pesan akan ditampilkan dalam file rx.mp3.txt sebelumnya akan dihasilkan file dalam format PCM terlebih dahulu. Gambar 3. proses decoding Sama seperti proses encoding, pada proses decoding ini juga disediakan beberapa pilihan, sebagai berikut: Gambar 1. proses encoding Gambar 4. pilihan dalam decoding Kemudian pada file rx.mp3 memiliki isi sebagai berikut: hello world, what's up! This is testing using mp3stego.=> Hasil dari file ini sama dengan pesan yang disisipkan tadi. Sehingga secara keseluruhan program dapat berjalan dengan baik dan proses berjalan dengan baik Pengujian Ketahanan Proses uji file hasil : Sekarang untuk menguji ketahanannya, saya mencoba untuk memotong file MP3 hasil kompresi selama 20 detik. Kemudian saya mencoba untuk mendengarkan file yang sudah dipotong tersebut dengan menggunakan Winamp. Hasil pengujian : Ternyata hasil keluaran suara sangat jelek, dan waktu yang seharusnya 20 detik berkurang menjadi 5 detik. Hipotesa : Tampaknya file yang telah mengalami kompresi dengan disisipi pesan menggunakan MP3Stego tidak dapat diperlakukan seperti file MP3 biasanya. Pengujian lanjutan : • Melakukan proses decoding lanjutan dari file hasil tadi dan hasilnya adalah pesan error dari program tersebut. • Mencoba untuk menggunakan kata rahasia yang salah. Ternyata proses ekstraksi data tetap dilakukan, namun pada akhirnya muncul pesan error oleh program tersebut. Gambar 5. pesan error dari program Jadi proses enkripsi dilakukan dengan menggunakan kata rahasia palsu tersebut, namun hasil yang dihasilkan salah sehingga muncul pesan error dari program. Dapat disimpulkan tanpa kata rahasia pesan tetap aman tidak dapat diakses oleh orang lain. Setelah itu untuk mengetahui seberapa besar dari kapasitas pesan yang dapat disisipkan, percobaan juga dilakukan untuk menggunakan file dengan ukuran 4 kbytes yaitu file readme.txt dari program. Saya menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya untuk encoding dan hasilnya seperti ilustrasi di bawah ini: Gambar 6. tampilan bila ukuran pesan terlalu besar Pada tampilan dapat dilihat ukuran maksimum data 14964 bits, angka ini didapatkan dari jumlah frame (7482 frame) yang dikalikan dengan dua. File input WAV memiliki format 16 bit setiap sample sama dengan 2 byte untuk setiap sample. Dengan ini satu frame mampu menampung 2 bit data pesan. Kemudian dicoba untuk mengetahui besarnya file mp3 dengan data yang disisipkan berbeda ukuran. Ternyata pada hasil akhirnya besar dari file mp3 tetap sama, walaupun ukuran pesan yang disisipkan memiliki selisih yang cukup besar. Dengan ini berarti dalam proses kompresi memang disediakan tempat sebanyak dua kali jumlah frame untuk alokasi pesan rahasia. Maka dari itu dengan ukuran pesan yang berbeda dapat menghasilkan ukuran file mp3 yang sama. Prospek Pengembangan MP3 Stego dikembangkan dalam MP3 stego. Hal ini sangat terbukti dan bisa terlihat dari proses pengujian yang dilakukan sebelumnya. Dari segi tampilan, MP3stego masih membutuhkan banyak sekali pengembangan. Hal ini bisa terlihat dari aplikasi MP3 stego yang harus dilakukan dengan fasilitas command propmpt ataupun console di UNIX. Sebenarnya proses pengembangan tampilan sangat mempengaruhi kemapanan dari suatu perangkat lunak. Dari segi sistem teknik steganografi yang dilakukan, ternyata masih banyak kebolongan yang sangat nyata dan tidak bisa ditutupi. Hal ini bisa terlihat dari pengujian ketahanan. Seharusnya file mp3 yang telah berhasil diproses dapat tetap memiliki fungsi layaknya file mp3 yang lainnya. Hal ini menjadi sangat penting karena bisa memicu kecurigaan pada satu file MP3 hasil enkripsi yang tidak bisa didengarkan dan diberikan pada orang yang dituju. Ternyata pada proses pengkompresian pun, MP3 stego masih memiliki banyak celah karena adanya kesamaan besar data dari dua buah file yang disispkan pesan yang berbeda. Seharusnya file yang dihasilkan berbeda-beda. Hal seperti jugabisa menimbulkan kecurigaan yang mendalam, karena jarang sekali ada file MP3 yang memiliki besar yang sama. Dengan kebolongan ini bisa dibilang proses psikologis yang membuat steganografi pada MP3 dianggap baik belum bisa ditunjukkan secara nyata. Kesimpulan Teknik steganografi jika dibandingkan dengan kriptografi memiliki beberapa keunggulan yaitu dengan steganografi keberadaan dari informasi yang ingin disembunyikan tidak dapat dideteksi dengan mudah, dengan menggunakan teknik steganografi, informasi rahasia disembunyikan sedemikian rupa sehingga menghilangkan kecurigaan. Sedangkan untuk kriptografi keberadaan dari informasi yang disembunyikan dengan jelas diketahui dan kita hanya diberi keleluasaan untuk mengkodekan fakta yang ada menjadi fakta lain. Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka semakin meluas juga teknologi digital. Karena teknologi dijital yang merambah e semua hal maka steganografi pun mulai diterapkan pada file-file digital yang dikenal dengan sebutan digital watermarking. Penerapannya pada file- file gambar, audio, dan juga video. Biasanya digital watermarking mengeksploitasi kelemahan indera manusia baik pendengaran maupun penglihatan. Teknik yang paling awam digunakan adalah penggantian LSB (Least significant bit) dari suatu rangkaian data dengan informasi yang hendak disisipkan. Namun ukuran informasi yang dapat disisipkan tergantung dari besar carrier file. Dalam praktiknya, teknik steganografi dalam file multimedia dapat juga diterapkan dalam proses kompresi data. Dengan menggunakan format kompresi yang bersifat loosy (menghilangkan), data-data redundant yang seharusnya dihilangkan beberapa dapat diganti dengan informasi yang ingin disisipkan atau fakta yang ingin disembunyikan. Biasanya dalam proses kuantisasi data proses penyisispan informasi tersebut terjadi. Penggunaan MP3Stego sebagai alat steganografi ternyata memiliki hasil yang cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa audio steganografi dapat dilakukan Dengan adanya pengamanan enkripsi data menggunakan 3DES dan juga penyebaran data yang dilakukan secara acak mnggunakan prinsip SHA-1 yang mana keduanya telah diuji ketangguhannya. Pesan yang disimpan akan aman tidak dapat diakses oleh orang yang tidak memiliki kata rahasia yang dipakai. File mp3 dari hasil kompresi tidak dapat diperlakukan sama seperti file mp3 biasanya, seperti dipotong (Ini adalah kekurangan yang cukup berdampak). Selain itu error handling dari program ini memadai sehingga program ini dapat digunakan dengan keamanan yang terjamin. Teknik steganografi yang baik memiliki prinsip bahwa informasi tersebut dapat diakses oleh orang lain (seperti tidak terjadi apa-apa pada file tersebut), sehingga dengan asumsi tersebut kerahasiaan dari informasi tersebut akan dijaga contohnya menggunakan enkripsi. Teknik steganalysis hanya dapat mengetahui keberadaan steganografi saja dan belum dapat mengetahui isi dari informasi yang dirahasiakan bila digunakan enkripsi data. Penerapan steganografi menggunakan media MP3 dapat dijadikan alternatif media menyampaikan pesan rahasia. • Pertama karena sifat dari steganografi yang sulit dideteksi keberadaannya. • Kedua karena sifat dari MP3 yang ubiquitos sehingga memungkinkan proses transfer tidak menimbulkan kecurigaan. Dengan kedua kelebihan tersebut maka steganografi MP3 merupakan alat yang baik untuk menyembunyikan pesan dan masih sangat terbuka lebar jalan untuk mengembangkan teknik-teknik atau algoritma steganografi yang harusnya bisa semakin baik lagi, baik jika ditinjau dari sisi efisiensi dan keamanan, serta psikologis kecurigaan. KONSEP HIDDEN MESSAGE MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI DYNAMIC CELL ABSTRAK Perkembangan komputer dan perangkat pendukung lainnya yang serba digital, telah membuat data-data digital semakin banyak digunakan. Disisi lain kemudahan tersebut telah memunculkan masalah di sekitar hak cipta dan hak kepemilikan materi digital. Teknik hidden message (steganografi), adalah suatu teknik yang mengijinkan para pengguna untuk menyembunyikan suatu pesan didalam pesan yang lain. Dengan kemampuan tersebut maka informasi hak cipta seperti identitas seorang pengarang, tanggal ciptaan, dan lain-lain dapat disisipkan/disembunyikan kedalam berbagai macam variasi jenis dokumen besar seperti: gambar, audio , video, text atau file biner. Penelitian ini membahas steganografi dengan menggunakan Teknik Dynamic Cell Spreading yang merupakan teknik menyembunyikan/menyisipkan data dengan bantuan buffer memori sebagai media penggabungan. Kata kunci: hidden message, steganografi, Teknik Dysnamic Cell Spreading. 1. PENDAHULUAN Adanya Internet sebagai sistem jaringan terluas yang menghubungkan hampir seluruh komputer di dunia, membuat semua komputer dapat dengan mudah untuk saling bertukar data. Dalam “dunia maya” ini, hampir segala jenis informasi dapat diperoleh, yang dibutuhkan hanyalah sebuah komputer yang terhubung dengan dunia maya ini (Internet) (Suhono, 2000). Perkembangan komputer dan perangkat pendukung lainnya yang serba digital, telah membuat data-data digital semakin banyak digunakan. Terdapat sejumlah faktor yang membuat data digital (seperti audio, citra, video, dan teks) semakin banyak digunakan, antara lain: a. Mudah diduplikasi dan hasilnya sama dengan aslinya, b. Murah untuk penduplikasian dan penyimpanan, c. Mudah disimpan untuk kemudian diolah atau diproses lebih lanjut, d. Serta Mudah didistribusikan, baik dengan media disk maupun melalui jaringan seperti Internet. Adanya berbagai kemudahan tersebut di sisi lain telah memunculkan masalah di sekitar hak cipta dan hak kepemilikan materi digital. Setiap materi digital yang menjadi bagian dari distribusi elektronik bersifat rentan terhadap pengkopian gelap dan pendistribusian gelap. Karena masalah itulah kemudian muncul sejumlah pemikiran tentang bagaimana cara melindungi hasil pekerjaan dalam bentuk materi digital serta cara-cara untuk mencegah aktivitas gelap serta teknik untuk melacak distribusi suatu dokumen elektronik. Salah satu solusi adalah lewat teknik hidden message (steganografi), yaitu suatu teknik yang mengijinkan para pengguna untuk menyembunyikan suatu pesan didalam pesan yang lain. Dengan steganografi adalah mungkin untuk menyembunyikan informasi hak cipta seperti identitas seorang pengarang, tanggal ciptaan, dan lain-lain, dengan cara menyisipkan/menyembunyikan informasi tersebut kedalam berbagai macam variasi jenis dokumen besar seperti: gambar, audio , video, text atau file biner. Untuk itu penelitian ini akan di fokuskan pada konsep dasar untuk menyembunyikan data/dokumen elektronik khususnya dalam data gambar. Teknik utama yang akan digunakan adalah steganografi dengan menggunakan Teknik Dynamic Cell Spreading (DCS). 2. TUJUAN Penelitian yang dilakukan terkait dengan konsep hidden message dengan stagenografi teknik DCS, bertujuan antara lain untuk memahami karakteristik dasar proses embedding dan extracting message pada stagenografi serta membangun sebuah aplikasi sederhana yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan konsep hidden message. 3. LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Steganografi Steganografi adalah ilmu pengetahuan dan seni dalam menyembunyikan komunikasi. Suatu sistem steganografi sedemikian rupa menyembunyikan isi suatu data di dalam suatu sampul media yang tidak dapat di duga oleh orang biasa sehingga tidak membangunkan suatu kecurigaan kepada orang yang melihatnya, Gambar 1 adalah ilustrasi dasar dari konsep steganografi. Di masa lalu, orang-orang menggunakan tato tersembunyi atau tinta tak terlihat untuk menyampaikan isi steganografi. Sekarang, teknologi jaringan dan komputer menyediakan cara easy-to-use jaringan komunikasi untuk steganografi. Proses penyembunyian informasi di dalam suatu sistem steganografi dimulai dengan mengidentifikasi suatu sampul media yang mempunyai bit berlebihan (yang dapat dimodifikasi tanpa menghancurkan integritas media). Proses menyembunyikan (embedding) menciptakan suatu proses stego medium dengan cara menggantikan bit yang berlebihan ini dengan data dari pesan yang tersembunyi Gambar 1. Ilustrasi dasar steganografi 3.2 Perbedaan Steganografi dengan Kriptografi Steganography berbeda dengan cryptography, letak perbedaannya adalah pada hasil keluarannya. Hasil dari cryptography biasanya berupa data yang berbeda dari bentuk aslinya dan biasanya data seolah-olah berantakan sehingga tidak dapat diketahui informasi apa yang terkandung didalamnya (namun sesungguhnya dapat dikembalikan ke bentuk semula lewat proses dekripsi), sedangkan hasil keluaran dari steganography memiliki bentuk persepsi yang sama dengan bentuk aslinya. Kesamaan persepsi tersebut adalah oleh indera manusia (khususnya visual), namun bila digunakan komputer atau perangkat pengolah digital lainnya dapat dengan jelas dibedakan antara sebelum proses dan setelah proses (Suhono, 2000). Gambar 2 menunjukkan ilustrasi perbedaan antara steganografi dan kriptografi. 3.3 Dasar Penyembunyian (Embedding) Tiga aspek berbeda di dalam sistem penyembunyian informasi bertentangan dengan satu sama lain yaitu: kapasitas, keamanan, dan ketahanan (robustness). Kapasitas adalah mengacu pada jumlah informasi yang dapat tersembunyi di dalam sampul media, keamanan adalah pencegahan bagi orang biasa yang tidak mampu untuk mendeteksi informasi tersembunyi, dan ketahanan adalah untuk modifikasi media stego sehingga dapat bertahan terhadap suatu attack yang dapat menghancurkan informasi tersembunyi. Penyembunyian informasi biasanya berhubungan dengan watermarking dan steganografi. Tujuan utama sistem watermarking adalah untuk mencapai tingkat ketahanan yang lebih tinggi, sangatlah mustahil untuk menghilangkan suatu proses watermarking tanpa menurunkan tingkat kualitas objek data. steganografi, pada sisi lain, mengejar kapasitas dan keamanan tinggi, yang dimana sering diketahui bahwa informasi yang tersembunyi mudah diketahui. Bahkan modifikasi kecil kepada media stego dapat menghancurkannya ( Model dasar untuk embedding adalah sebagaimana pada Gambar 3 (Zolnerr et al., 2004). Sementara Gambar 4 menunjukkan hubungan antara steganografi dengan watermarking (Suhono et al., 2000). steganografi terbagi menjadi 2 buah model yaitu: a. Proteksi terhadap deteksi untuk teknik penyembuyian data Proteksi model ini banyak digunakan di dalam dunia steganografi untuk piranti keamanan dalam suatu pengiriman dokumen melalui media internet atau yang lainnya. Proteksi ini mempunyai metode agar suatu file yang telah disisipi oleh data tidak dapat dideteksi oleh suatu program steganalisis sehingga hanya orang yang mempunyai program steganografi tertentu saja yang dapat menampilkan/ekstrakting data yang ada. b. Proteksi terhadap kehilangan untuk teknik pemberian tanda tehadap data Proteksi model ini banyak digunakan di dalam media secure digital atau steganografi yang berfungsi sebagai penanda hak cipta (copyright) agar tidak dapat dimusnahkan maupun digandakan olah pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah watermarking. Watermarking merupakan suatu bentuk dari steganografi (ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan suatu data pada data yang lain), dalam mempelajari teknik-teknik bagaimana penyimpanan suatu data (digital) kedalam data host digital yang lain (istilah host digunakan untuk data/sinyal digital yang ditumpangi). Parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam penerapan metoda watermarking adalah: a. Jumlah data (bitrate) yang akan disembunyikan. b. Ketahanan (robustness) terhadap proses pengolahan sinyal. c. Tak terlihat (invisibly) atau output tidak berbeda dengan input awal. Kesatuan dari ketiga parameter tersebut dikenal sebagai trade-off dalam watermarking. Gambar 5 menunjukkan ilustrasi trade-off dalam watermarking. 3.4 Konsep Teknik Dynamic Cell Spreading Teknik Dynamic Cell Spreading (DCS) merupakan steganografi dengan menggunakan model proteksi terhadap deteksi yang dikembangkan oleh Holger Ohmacht dengan konsep dasar yaitu menyembunyikan file pesan (semua data elektronik) kedalam media gambar (JPEG). Penyembunyian pesan dilakukan dengan cara menyisipkanya pada bit rendah LSB (Least Significant Bit) dari data pixel yang menyusun file tersebut menggunakan buffer memori sebagai media penyimpan sementara. Dalam proses penggabungan (stego) antara file gambar dengan teks, untuk file bitmap 24 bit maka setiap pixel (titik) pada gambar tersebut akan terdiri dari susunan tiga warna merah, hijau dan biru (RGB) yang masing-masing disusun oleh bilangan 8 bit (byte) dari 0 sampai 255 atau dengan format biner 00000000 sampai 11111111. Dengan demikian pada setiap pixel file bitmap 24 bit kita dapat menyisipkan 3 bit data. Contohnya huruf A dapat kita sisipkan dalam 3 pixel, misalnya data raster original adalah sebagai berikut: (00100111 11101001 11001000) (00100111 11001000 11101001) (11001000 00100111 11101001) Sedangkan representasi biner huruf A adalah 10000011. Dengan menyisipkannya pada data pixel diatas maka akan dihasilkan: (00100111 11101000 11001000) (00100110 11001000 11101000) (11001001 00100111 11101001) Terlihat hanya empat bit rendah yang berubah, untuk mata manusia maka tidak akan tampak perubahannya. Secara rata-rata dengan metoda ini hanya setengah dari data bit rendah yang berubah, sehingga bila dibutuhkan dapat digunakan bit rendah kedua bahkan ketiga. Proses penggabungan file gambar dengan data elektronik hampir sama tetapi lebih kompleks karena membutuhkan media memori sebagai perantara untuk menghitung jumlah keseluruhan bit yang terdapat didalam file gambar maupun didalam data elektronik yang akan diembedding sehingga memudahkan proses embedding itu sendiri. Penghitungan aritmatika dalam melakukan embedding maupun extracting ini menggunakan perintah assembler karena menyangkut bit-bit yang terdapat didalam memori. Proses embedding dalam Teknik DCS mempunyai beberapa tahapan proses yaitu: a. Membuat registry address untuk mempersiapkan tempat penyimpan memori sementara guna proses dalam penghitunggan LSB (Least Significant Bit) pada gambar maupun data yang akan digabungkan (embed). b. Konversi JPEG ke dalam bitmap dalam arti format gambar JPEG yang merupakan format kompresi gambar dirubah atau di unkompres agar mempermudah dalam penghitunggan dan penempatan data. c. Mengkalkulasikan jarak antar bit yang ada pada file gambar agar mempermudah penghitunggan dan penyisipan bit data yang akan dimasukkan. d. Mengalokasikan memori untuk menampung bit gambar pada saat proses steganografi akan dijalankan. e. Mengkopi bitmap ke dalam buffer memori. f. Mendapatkan ukuran input byte file yaitu sama dengan proses pada gambar yang dimana untuk mengetahui besar dari data yang akan digabungkan ke dalam gambar. g. Mengkopi buffer memori ke bentuk bitmap mengubah kembali dari memori menjadi file gambar. Proses ekstrakting dalam Teknik DCS mempunyai beberapa tahapan proses yaitu: a. Membuat registry address untuk mempersiapkan tempat penyimpan memori sementara guna proses dalam penghitunggan LSB (Least Significant Bit) pada gambar maupun data yang akan dipisahkan (extract). b. Mengkalkulasikan variabel yang ada pada media pembawa pesan dalam hal ini adalah file gambar yang berformat bmp. c. Mengalokasikan ukuran memori yang akan digunakan dalam proses. d. Mengcopy bitmap ke dalam buffer memori. e. Ekstrak ukuran file pembawa bertujuan untuk menghitung dan mengembalikan kembali ukuran file pembawa ke dalam ukuran yang semula sebelum disisipkan file lain. f. Mengkalkulasikan variabel yang ada menghitung kembali setelah proses ekstrak dilewati. g. Ekstrak file bertujuan untuk mengambil data dalam file gambar yang telah dihitung dan disiapkan dalam memori sebelumnya sehingga proses dapat berjalan dengan cepat. 4. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Desain dan Rancangan Aplikasi Aplikasi steganografi yang akan dibangun dirancang untuk bisa diakses oleh komputer yang memiliki mikroprosesor 32 bit ke atas dan memiliki cache memory dengan sistem operasi berbasis windows yaitu Microsoft Windows 98SE. Untuk mendukung hal itu dipilihlah bahasa pemrograman berorientasi object yaitu Borland Delphi 6. Blok diagram dari program implementasi secara umum dengan menggunakan Teknik DCS diperlihatkan pada Gambar 6. Pertama-tama yang dilakukan adalah membuat registry address untuk mempersiapkan tempat penyimpan memori sementara di dalam sistem operasi yang kemudian menginisialisasi data asli. Data ini akan digabungkan dengan file gambar menggunakan Teknik DCS kemudian hasilnya akan di tampilkan, dari data yang telah diembedding akan dikembalikan ke data asli dengan proses ekstraksi. Aplikasi untuk Teknik DCS ini akan dibuat menjadi beberapa fungsi, antara lain: a. Embed file b. Embed teks c. Ekstrak file d. Ekstrak teks e. Proses Tahapan Gambar 7 menunjukkan algoritma untuk proses embedding dan extracting file. Sementara Gambar 8 menunjukkan algoritma untuk proses embedding. Teknik DCS mempunyai prosedur utama dalam proses embedding maupun ekstrakting yaitu dalam procedure Copy bitmap to buffer dan procedure Copy buffer to bitmap. Procedure Copy bitmap to buffer digunakan hanya sekali dalam setiap proses sedangkan prosedure Copy buffer to bitmap digunakan pada saat embedding file. Proces embedding dan ekstrakting pada dasarnya adalah sama hanya pada proses ekstrakting ada beberapa prosedur yang tidak dipanggil. (a) embedding text, dan (b) extracting text Procedure Copy bitmap to buffer bertujuan untuk merubah dari bentuk bitmap yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa assembler untuk mendapatkan data keseluruhan bit dari gambar yang telah ditransfer pada buffer memori. Prosedur ini digunakan dalam proses embedding maupun extracting. 4.2 Implementasi Hasil Karena implementasi program stganografi dengan Teknik DCS ini bersifat study/pembelajaran , maka berapa hal yang dijadikan sebagai batasan dalam implementasi adalah : a. Untuk embedding file format gambar yang digunakan adalah JPEG atau berekstensi *.jpg, dalam hal ini format gambar yang berekstensi lain belum dapat digunakan. b. Untuk hasil dari embedding dapat dipastikan menjadi format gambar Bitmap atau berekstensi *.bmp, tidak dapat menggunakan format gambar yang berekstensi lain. Gambar 9 Menunjukkan interface untuk aplikasi steganografi yang dibangun. Steganografi merupakan teknik menyebunyikan suatu data atau teks di dalam file yang lain sehingga untuk hasil akhir dari proses steganografi tidaklah berbeda jauh dengan file aslinya, karena bila terjadi perbedaan akan dapat menimbulkan kecurigaan terhadap user lain yang tidak berhak menerima file yang dimodifikasi tersebut. Dalam Teknik DCS hasil dari proses steganografi tidak berbeda jauh dengan file aslinya, perbedaan utama adalah pada format file yaitu sebelum proses berekstensi *.jpg dan setelah proses penyisipan menjadi beresktensi *.bmp. Gambar 10 menunjukkan hasil proses steganografi. 5. ANALISA HASIL Proses penyembunyian atau steganografi mempunyai berbagai macam bentuk metode juga implementasi program. Pada alamat website www.1ecs.com pada bagian steganography tools (hidden message) terdapat sejumlah link untuk download software steganografi. Aplikasi Teknik DCS yang dibangun menggunakan gabungan antara bahasa visual dengan bahasa pemrograman assembler. Penggabungan tersebut dilakukan untuk prosedur dan fungsi dari perintah pengaksesan memori, manajemen memori, kalkulasi variabel, kalkulasi jarak antar bit, conversi bitmap ke dalam buffer memori maupun perintah sebaliknya conversi buffer memori ke dalam bitmap menjadi satu perintah tunggal yang diakses dari prosedur utama. Teknik DCS merupakan suatu teknik steganografi yang menerapkan metode embedding data dengan menggunakan LSB (Least Significant Bit). Penggunaan metode embedding data dengan menggunakan LSB dilakukan dengan mempersiapkan suatu arus bit, kemudian menetapkan LSB dari cover sesuai dengan nilai dari file kedua atau data yang akan dibawa. Jarak antara dua bit tersembunyi yang berurutan menjadi banyaknya contoh dari metode ini dan dikendalikan dengan suatu nilai acak. Nilai-Nilai dari jarak antara bit tersembunyi yang berurutan haruslah antar dua nilai-nilai ekstrim. Nilai yang minimal pada umumnya 0, tetapi nilai yang maksimal harus dengan tepat memilihnya. Jika panjang bit dari file gambar cukup panjang, maka tidak ada masalah. Tetapi jika panjangnya tidak memenuhi syarat yang ada, atau mempunyai suatu arus bit file gambar yang pendek, maka pengirim harus mengambil beberapa ukuran untuk meyakinkan bahwa semua bit yang tersembunyi akan masuk ke dalam arus bit pada file gambar. Ketika menggunakan arus bit, sama seperti sedang berbicara ditelepon, pengirim tidak mengetahui ketika kapan percakapan akan diakhiri. Oleh karena itu, harus berhati-hati waspada dan membuat rata-rata jarak yang sangat pendek agar pada saat semua bit rahasia selesai disisipkan tidak sampai tertulis sebelum diakhir file. Dalam beberapa hal, ini bukanlah suatu tugas gampang, sebab jika jarak antara bit yang tersembunyi yang tidak seragam didistribusikan, maka karakter statistik dari noise tidaklah menghilang (pada umumnya noise yang teracak mempunyai distribusi interval bersifat exponen panjangnya). Program steganografi dengan menggunakan teknik lain belum tentu dapat mengekstrak hasil dari embedding Teknik DCS. Hal ini disebabkan Teknik DCS memiliki keamanan yang variatif, juga untuk menyisipkan data baik berupa file maupun teks, cara penyisipannya menggunakan nilai penghitungan panjang ukuran nama file serta besar kecilnya ukuran file yang akan dimasukkan ke dalam media penyimpan (carrier) serta menghitung jarak antar bit yang ada pada media penyimpan (carrier) itu sendiri. Teknik DCS mempunyai kelebihan pada tingkat keamanannya dengan belum adanya steganalisis yang mampu untuk memecahkan keamanan Teknik DCS. Keamanan tersebut didapat karena dalam melakukan sistem penggabungan atau penyisipan data berupa file, data dipecah dan kemudian dimasukkan ke dalam bentuk binary RGB melalui proses pengukuran memory eksternal dalam sebuah komputer sehingga digunakan perintah assembler untuk menyisipkannya. Kekurangan di Teknik DCS sebenarnya kelemahan umum yang ada pada model embedding. Kelemahan ini timbul karena bentuk ouput file tidak dapat menyerupai aslinya sehingga saat dilakukan pengiriman melalui internet maupun pertukaran data dibutuhkan waktu yang banyak karena besarnya hasil output ukuran file embedding.. 6. PENUTUP Dengan solusi steganografi, maka pada prinsipnya masalah yang terkait dengan hak cipta dan kepemilikan dapat dipecahkan, hal ini mengacu pada sifat dasar steganografi yaitu menyembunyikan pesan. Namun demikian steganografi bukan solusi tunggal untuk menyelesaikan masalah tersebut, watermarking dan cryptografi dapat pula dijadikan sebagai solusi bersama untuk mengatasi masalah hak cipta dan kepemilikan. Teknik DCS merupakan proses embedding dengan menggunakan metode LSB. Implementasi program dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman tingkat rendah yaitu assembler.Teknik DCS mempunyai cara menejemen alokasi memori yang cukup baik dalam melakukan proses embedding maupun ekstrakting, sehingga tidak memboroskan pemakaian memori yang ada. Dalam program steganografi ini terjadi perubahan besar dalam hal ukuran file, yaitu sebelum proses embedding dengan setelah proses embedding. Pada masa mendatang perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan dengan menggabungkan Teknik DCS dengan algoritma kompresi file sehingga ukuran file hasil proses staganografi akan lebih kecil atau minimal sama dengan file aslinya STEGANOGRAFI 1.LATAR BELAKANG STEGANOGRAFI Herodotus adalah seorang sejarawan Yunani pertama yang menulis tentang steganografi, yaitu ketika seorang raja kejam Yunani bernama Histaeus dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad ke-5 sebelum Masehi. Histaeus harus mengirim pesan rahasia kepada anak laki-lakinya, Aristagoras di Militus. Ia menulis pesan dengan cara menato pesan pada kulit kepala seorang budak. Ketika rambut budak itu mulai tumbuh, Histaeus mengutus budak itu ke Militus untuk mengirim pesan dikulit kepalanya tersebut kepada Aristagoras. Cerita lain yang ditulis oleh heredotus, yaitu Demeratus, mengisahkan seorang Yunani yang akan mengabarkan berita kepada Teknik steganografi yang lain adalah tinta yang tak terlihat. Teknik ini kali pertama digunakan pada zaman Romawi kuno, yaitu dengan menggunakan air sari buah jeruk, urin, atau susu sebagai tinta untuk menulis pesan. Cara membacanya adalah dengan dipanaskan diatas nyala lilin. Tinta yang sebelumnya tidak terlihat, ketika terkena panas akan berangsur-angsur menjadi gelap sehingga pesan dapat dibaca. Teknik ini juga pernah digunakan pada Perang Dunia II. Pada masa lampau steganografi sudah dipakai untuk berbagai kebutuhan, seperti kepentingan politik, militer diplomatik, serta untuk kepentingan pribadi, yaitu alat komunikasi pribadi. Beberapa penggunaan steganografi pada masa lampau bisa kita lihat dalam beberapa peristiwa berikut ini : 1.Pada Perang Dunia II, Jerman menggunakan microdots untuk berkomunikasi. Penggunaan teknik ini biasa digunakan pada microfilm chip yang harus diperbesar sekitar 200 kali. Dalam hal ini Jerman menggunakan steganografi untuk kebutuhan perang sehingga pesan rahasia strategi atau apapun tidak bisa diketahui oleh pihak lawan. Teknologi yang digunakan dalam hal ini adalah teknologi baru yang pada saat itu belum bisa digunakan oleh pihak lawan. 2.Pada Perang Dunia II, Amerika Serikat menggunakan suku Indian Navajo sebagai media untuk berkomunikasi. Dalam hal ini Amerika Serikat menggunakan teknologi kebudayaan sebagai suatu alat dalam steganografi. Teknologi kebudayaan ini tidak diketahui atau dimiliki pihak lawan, kecuali oleh Amerika Serikat. Dari catatan sejarah dan contoh-contoh steganografi konvensional tersebut, kita dapat melihat bahwa semua teknik steganografi konvensional selalu berusaha merahasiakan pesan dengan cara menyembunyikan, mengamuflase, ataupun menyamarkan pesan. Sementara, saat ini perkembangan teknologi internet telah membawa perubahan besar bagi kecepatan pertukaran informasi maupun distribusi media digital. Media digital berupa teks, citra, audio, atau video dapat dipertukarkan atau didistribusikan dengan mudah melalui internet. Disisi lain, kemudahan ini dapat menimbulkan permasalahan ketika media tersebut adalah media yang sifatnya rahasia. Masalah ini juga bisa terjadi jika media tersebut terlindungi oleh hak cipta (copyright), tetapi dengan mudah orang lain membuat salinan yang sulit dibedakan dengan aslinya dan dengan mudah pula salinan tersebut didistribusikan atau diperbanyak oleh pihak-pihak yang tidak berhak. Sejak 1 Januari 2000 Hal inilah yang mengharuskan orang membuat metode untuk melindungi hak cipta pada media digital. Banyak teknik yang telah dikembangkan untuk kebutuhan proteksi media digital, antara lain Kriptografi, Steganografi, Watermarking. Pada prinsipnya ketiga teknik tersebut bisa diterapkan pada media teks, citra, audio, dan video. 2.DEFINISI STEGANOGRAFI Steganografi merupakan seni untuk menyembunyikan pesan didalam media digital sedemikian rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada sesuatu pesan didalam media tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal dari bahasa Yunani steganos yang artinya “tersembunyi/terselubung” dan graphein “menulis” sehingga kurang lebih artinya “menulis (tulisan) terselubung”. Dalam bidang keamanan komputer, steganografi digunakan untuk menyembunyikan data rahasia, saat enkripsi tidak dapat dilakukan atau bersamaan dengan enkripsi. Walaupun enkripsi berhasil dipecahkan (decipher), pesan atau data rahasia tetap tidak terlihat. Pada Criptography, pesan disembunyikan dengan “diacak” sehingga pada kasus-kasus tertentu dapat dengan mudah mengundang kecurigaan, sedangkan pada steganografi pesan “disamarkan” dalam bentuk yang relative “aman” sehingga tidak terjadi kecurigaan itu. Seperti yang terjadi pada peristiwa penyerangan gedung WTC 11 September 2001 disebutkan oleh “pejabat pemerintah dan para ahli dari pemerintahan AS”, yang tidak disebut namanya, bahwa “para teroris menyembunyikan peta-peta dan foto-foto target serta perintah untuk aktivitas teroris diruang chat spot, bulletin boards porno, dan website lainnya”. Isu lainnya menyebutkan bahwa teroris menyembunyikan pesan-pesannya dalam gambar-gambar porno diwebsite tertentu. Walaupun demikian, sebenarnya belum ada bukti nyata dari pernyataan-pernyataan tersebut. Steganografi membutuhkan dua property, yaitu wadah penampung dan data rahasia yang akan disembunyikan. Steganografi digital menggunakan media digital sebagai wadah penampung, misalnya citra, audio, teks, dan video. Data rahasia yang disembunyikan juga dapat berupa citra, audio, teks, atau video. 3.KRITERIA STEGANOGRAFI YANG BAGUS Penyembunyian data rahasia kedalam citra digital akan mengubah kualitas citra tersebut. Hal ini tergantung pada ukuran file media penyimpan dan ukuran file pesan yang disisipkan . Untuk itu ada beberapa hal atau criteria yang harus diperhatikan dalam penyembunyian data, yaitu: 1.Fidelity Mutu citra penampung data tidak jauh berubah. Setelah terjadi penambahan pesan rahasia, stego-data masih terlihat dengan baik. Pengamat tidak mengetahui kalau didalam stego-data tersebut terdapat pesan rahasia. 2.Robustness Pesan yang disembunyikan harus tahan (robust) terhadap berbagai operasi manipulasi yang dilakukan pada stego-data, seperti pengubahan kontras, penajaman, pemampatan, rotasi, perbesaran gambar, pemotongan cropping, enkripsi, dan sebagainya. Bila pada citra penampung dilakukan operasi-operasi pengolahan citra tersebut, maka pesan yang disembunyikan seharusnya tidak rusak (tetap valid jika diekstraksi kembali). 3.Recovery Data yang disembunyikan harus dapat diungkapkan kembali (recovery). Karena tujuan steganografi adalah penyembunyian informasi maka sewaktu-waktu pesan rahasia didalam stego-data harus dapat diambil kembali untuk digunakan lebih lanjut. Steganografi adalah seni dan ilmu menulis atau menyembunyikan pesan tersembunyi dengan suatu cara sehingga selain si pengirim dan si penerima, tidak ada seorangpun yang mengetahui atau menyadari bahwa ada suatu pesan rahasia. Kata steganografi (steganografi) berasal dari bahasa Yunani steganos, yang artinya “tersembunyi atau terselubung”, dan graphein, “menulis”. Steganografi adalah suatu cara untuk menulis pesan tersembunyi. Pesan tersembunyi itu disisipkan pada suatu teks.Kini, istilah steganografi termasuk penyembunyian data digital dalam file-file komputer. Contohnya, si pengirim mulai dengan file gambar biasa, lalu mengatur warna setiap pixel ke-100 untuk menyesuaikan suatu huruf dalam alphabet (perubahannya begitu halus sehingga tidak ada seorangpun yang menyadarinya jika ia tidak benar-benar memperhatikannya). Pada umumnya, pesan steganografi muncul dengan rupa lain seperti gambar, artikel, daftar belanjaan, atau pesan-pesan lainnya. Pesan yang tertulis ini merupakan tulisan yang menyelubungi atau menutupi. Contohnya, suatu pesan bisa disembunyikan dengan menggunakan tinta yang tidak terlihat diantara garis-garis yang kelihatan. Teknik steganografi meliputi banyak sekali metode komunikasi untuk menyembunyikan pesan rahasia (teks atau gambar) di dalam file-file lain yang mengandung teks, image, bahkan audio tanpa menunjukkan ciri-ciri perubahan yang nyata atau terlihat dalam kualitas dan struktur dari file semula. Metode ini termasuk tinta yang tidak tampak, microdots, pengaturan kata, tanda tangan digital, jalur tersembunyi dan komunikasi spektrum lebar. Tujuan dari steganografi adalah merahasiakan atau menyembunyikan keberadaan dari sebuah pesan tersembunyi atau sebuah informasi. Dalam prakteknya kebanyakan diselesaikan dengan membuat perubahan tipis terhadap data digital lain yang isinya tidak akan menarik perhatian dari penyerang potensial, sebagai contoh sebuah gambar yang terlihat tidak berbahaya. Perubahan ini bergantung pada kunci (sama pada kriptografi) dan pesan untuk disembunyikan. Orang yang menerima gambar kemudian dapat menyimpulkan informasi terselubung dengan cara mengganti kunci yang benar ke dalam algoritma yang digunakan. Pada metode steganografi cara ini sangat berguna jika digunakan pada cara steganografi komputer karena banyak format file digital yang dapat dijadikan media untuk menyembunyikan pesan. Format yang biasa digunakan diantaranya: * Format image : bitmap (bmp), gif, pcx, jpeg, dll. * Format audio : wav, voc, mp3, dll. * Format lain : teks fileMetode yang digunakan dalam steganografi bisa bermacam-macam. Begitu pula medium perantaranya, bisa bermacam-macam juga, sesuai dengan perkembangan masa. Pada zaman baheula, teknik steganografi sederhana sudah banyak digunakan untuk merahasiakan pesan. Seperti Leonardo Da Vinci yang konon menyembunyikan pesan-pesan tertentu di balik karya-karya lukisannya. Masih inget senyum misterius pada lukisan MonaLisa yang kerap menjadi kontroversi di kalangan para ahli yang mencoba mengambil pesan tersirat darinya? Lain dulu lain sekarang. Era digital yang merambah kehidupan manusia modern telah berhasil membawa perubahan dalam implementasi teknik steganografi. Sekarang, semuanya serba digital. Data-data tak lagi disimpan dalam bentuk kertas, namun tersimpan rapi dalam bentuk file-file digital. Maka, steganografi pun mengikuti arus perkembangan ini. Penyembunyian pesan tak lagi dilakukan lewat media lukisan kanvas, titik-titik rahasia di suatu majalah, bahan-bahan kimia tertentu yang dapat dilihat apabila dicampur dengan bahan kimia lain ataupun cara-cara konvensional lainnya. Kini, pesan rahasia disembunyikan di dalam suatu file teks, gambar, audio, atau bahkan video. Memang tidak kasat mata. Namun dapat mudah ditemukan oleh tools tertentu yang mengenali polanya. Teks dibuat sedemikian rupa agar orang lain yang membaca tidak sadar akan adanya pesan tersembunyi tersebut. contoh steganografi: Paras wajahmu kecantikan, kebaikan hati lincah dan gelak tawamu tertanam di hati hanya dirimu… Namamu terpatri dalam benakku Yoko, masih adakah tempat di hatimu? sakitnya hati ini Yoko rasa sakitnya menusuk jiwaku Tapi ingatlah, cintaku selalu untukmu Jangan kau pernah lupakan cintaku, Hanya ada untukmu, Yoko… Aturan steganografinya adalah: Untuk setiap bait berisi satu kata. Abaikan tanda-tanda baca seperti tanda titik dan tanda tanya. Untuk setiap bait ambillah huruf pertama pada baris pertama, huruf terakhir pada baris selanjutnya, kemudian untuk baris selanjutnya ambil lagi huruf pertama kemudian huruf terakhir untuk baris selanjutnya. So, rumus untuk setiap baitnya adalah awal-akhir-awal-akhir(looping). Sekarang pasti sudah bisa terbaca pesan tersembunyinya. Apa ya? yup, pesannya adalah : PILIH NOMOR TUJUH. (jawaban saya beri warna abu) Masih banyak cara membuat steganografi. Bisa dengan mengambil huruf pertama pada setiap kata dalam kalimat, atau huruf terakhir pada setiap kata dalam kalimat. Atau dengan cara yang lebih rumit yaitu dengan menggunakan gambar dan suara. Cara lain menulis pesan tersembunyi adalah menggunakan kriptografi. Bedanya, kriptografi mengubah pesan secara keseluruhan menjadi angka atau huruf-huruf yang telah dikonversi sesuai rumus yang dibuat. Jadi pesan benar-benartidak dapat terbaca oleh orang lain karena memang kalimatnya tidak bisa dibaca, contohnya : ^&hjhj@343%..7 . |